Tinggalkan Cara Tradisional, Warga Pariaman Ciptakan Alat Pengering Komoditas Pertanian

Warga Desa Ampalu, Kota Pariaman, Sumbar Syafri Hendri (44) menciptakan alat pengering komoditas pertanian. (Antarasumbar/Aadiaat M. S. )

Editor: Arif Sodhiq - Kamis, 9 September 2021 | 21:15 WIB

Sariagri - Warga Desa Ampalu, Kecamatan Pariaman Utara, Kota Pariaman, Sumatera Barat, Syafri Hendri (44) menciptakan alat pengering untuk sejumlah komoditas pertanian. Alat pengering yang diberinama Loneang ini dapat mempercepat proses pengeringan.

"Alat ini saya diberi nama Loneang," ujar Syafri usai mempresentasikan alatnya kepada tim juri pada lomba Teknologi Tepat Guna (TTG) tingkat Nasional XXII yang digelar Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi melalui daring di Pariaman, Kamis (9/9/2021).

Menurut Syafri, alat itu tercipta karena melihat keluarga dan tetangganya menjemur hasil pertanian dengan cara tradisional yaitu menjemur di hamparan tanah bergantung pada cuaca.

Alat Syafri berbentuk balok dengan bagian atas dimiringkan serta dipasang alat penyedot udara. Seluruh dindingnya menggunakan plastik bening.

Bagian bawah menggunakan plat sebagai alas yang difungsikan sebagai pemanas jika cuaca hujan atau malam hari yang pemanasannya menggunakan briket.

"Dengan alat ini dapat mempercepat proses pengeringan serta keringnya pun lebih baik," katanya.

Jika menggunakan alat itu proses pengeringan untuk kopra dapat dilakukan empat hari lebih cepat dari cara biasa tujuh hari.

Untuk kadar airnya, jika kopra dikeringkan dengan Loneang bisa 5 persen, sedangkan dengan cara biasa 10 persen. Harga jual kopra yang dikeringkan dengan Loneang Rp15 ribu per kilogram lebih mahal dari cara biasa Rp8 ribu per kilogram.

"Jadi dengan kadar 5 persen tersebut maka sudah standar ekspor," katanya.

Selain kopra, kata dia, alat itu dapat digunakan untuk kakao, pisang, kerupuk jengkol, emping melinjo, pinang, ikan asin, dan sejumlah komoditas lainnya.

Untuk membuat alat itu dibutuhkan biaya sekitar Rp1,5 juta. Bagian termahal yaitu alat penyedot udara, sedangkan sisanya dapat menggunakan barang bekas.

Menurut Syafri banyak yang datang kepadanya meminta dibuatkan alat itu. Dia dengan sukarela menunjukkan bahan yang digunakan dan cara pembuatannya.

Sementara Wali Kota Pariaman, Genius Umar mengatakan pihaknya mendorong adanya TTG lainnya di daerah itu untuk mempermudah kerja dan meningkatkan kualitas produk.

Baca Juga: Tinggalkan Cara Tradisional, Warga Pariaman Ciptakan Alat Pengering Komoditas Pertanian
Manfaatkan Limbah Baglog Jamur untuk Pertumbuhan Padi Hitam

"Mudah-mudahan dengan masuknya alat dari Syafri ini maka dapat memotivasi warga lainnya untuk membuat alat TTG," harapnya.

Dia menambahkan jika dibutuhkan pihaknya akan membantu memperbaiki desain alat itu sehingga lebih efektif dan mudah diproduksi.

Video terkait: