Cerita Suram Petani Milenial, Panen Tak Dibayar hingga Dikejar Banyak Utang

Ilustrasi Petani Milenial (Unsplash)

Editor: Dera - Kamis, 2 Maret 2023 | 07:00 WIB

Sariagri - Program petani milenial yang kerap dibanggakan oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menuai polemik. Pasalnya, salah satu peserta bernama Rizky Anggara secara blak-blakan mengaku dirugikan, lantaran hasil panennya tak dibayar hingga dikejar banyak utang. 

Alih-alih menjadi petani milenial sukses, Rizky beserta pemuda lain yang tergabung dalam petani milenial komoditas tanaman hias di wilayah Lembang, Kabupaten Bandung Barat itu justru berujung tagihan kredit usaha rakyat (KUR) oleh bank.

Seperti diketahui, program petani milenial Jawa Barat (Jabar) melibatkan tiga pihak, pertama CV Minaqu Indonesia (MI) sebagai offtaker atau penyedia bibit tanaman serta menjual hasil panen dari para peserta. Kedua, Bank BJB sebagai penyedia modal. Ketiga, PT Agro Jabar sebagai penjamin KUR bagi para peserta.

Peserta sebenarnya sudah mencium 'bau busuk' dari program ini karena adanya beberapa kejanggalan. Kecurigaan terlihat ketika adanya agenda penandatanganan Perjanjian Kerjasama (PKS) antara peserta dengan PT. Agro Jabar (AJ) pada 28 Juli 2021.

"Kami diminta menandatangani perjanjian itu padahal kami belum tau isinya. Karena pada saat itu kami masih goblok dan terbuai ucapan manis serta diyakinkan oleh rengrengan PT AJ maka kami tandatangani PKS itu," cuit akun @eesss_ di Twitter. 

"Pertengahan Agustus (2021), perwakilan dari PT AJ datang kepada kami dengan membawa sebuah kertas. Isinya benar-benar janggal. Utang yang semula Rp50 juta per orang menjadi Rp75 juta," sambungnya.  

Program yang digadang-gadang bisa mencetak petani milenial di Jabar ini memang tidak menggunakan APBD melainkan menggunakan utang (KUR) dari Bank BJB yang dipinjam oleh peserta. Namun uang itu tak dikelola peserta, melainkan oleh PT AJ sebagai penjamin.

"Jadi kasarnya program ini dibiayai oleh kami dalam bentuk utang atas nama kami sendiri. Dan kami tidak memegang uang sepeser pun dari KUR kami. Seluruh dana KUR dikelola oleh PT AJ lalu diberikan dalam bentuk barang kepada kami," ungkap peserta. 

Jalan Terjal Petani Milenial

Selain mengendus adanya kejanggalan, peserta juga harus mengalami sejumlah kendala. Mulai dari kualitas bibit tanaman yang buruk dari offtaker, gagal panen akibat hama, hingga kebutuhan pertanian seperti atap plastik UV yang tidak kunjung dipenuhi. Padahal, tanaman hias para peserta kerap rusak akibat hujan.

Meski mengalami berbagai tantangan, namun para peserta petani milenial komoditas tanaman hias berhasil melakukan panen beberapa kali. Hasil panen tanaman hias pun ditaksir mencapai ratusan juta rupiah. Namun peserta merasa tidak mendapatkan apa-apa, bahkan utang KUR pun belum lunas hingga berujung penagihan SP2 dari Bank BJB kepada peserta. 

"Tapi sayang, uangnya ghaib. 18 Maret 2022 dilaksanakan rapat evaluasi pasca panen. Hasilnya apa? Nihil kita tidak mendapatkan apapun karena uangnya pun masih ghaib. Sepulang rapat, ada salah satu teman kami yang ingin mengundurkan diri saking putus asa nya," ungkapnya. 

Ridwan Kamil Minta Maaf

Curahan hati peserta petani milenial itu pun sontak menjadi sorotan publik hingga viral di media sosial. Gubernur Jabar Ridwan Kamil pun langsung meminta maaf dan berjanji akan segera menyelesaikan kasus ini. 

"Program petani milenial ada yang gagal namun lebih banyak yang berhasil. Yang gagal sebanyak 560 peserta, yang berhasil dan berjalan baik sebanyak 1,206 peserta. Itu statistik tahun 2021," ungkap Ridwan Kamil dalam akun instagram miliknya.

"Yang berhasil nanti akan diviralkan keberhasilannya. Yang gagal atau bermasalah, Insya Allah akan dievaluasi dan dibantu solusi-solusi teknisnya. Program petani milenial, bukan program karpet merah. Kami mendesain sebuah pintu yang kesuksesannya membutuhkan kerja keras dan keuletan peserta," sambung pria yang akrab disapa Kange Emil tersebut.

Kredit Petani Milenial Dilunasi

Persoalan pelik program milenial perlahan menemukan titik temu. PT AJ melalui pengacaranya telah melayangkan somasi kepada CV MI untuk menuntut pembayaran. Sementara sebagai bentuk tanggung jawab, Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) memfasilitasi pelunasan kredit Petani Milenial kepada bank BJB pada Senin (6/2/2023), di mana pelunasan itu dilakukan oleh BUMD Provinsi Jabar, PT Agro Jabar.

Kepala Biro Perekonomian Setda Provinsi Jabar Yuke Mauliani Septina mengatakan, jumlah yang dibayarkan PT Agro Jabar ke Bank BJB untuk pelunasan kredit para petani milenial tanaman hias sebesar Rp550 juta yang merupakan sisa pinjaman.

"Totalnya (yang dibayarkan untuk pelunasan) Rp550 juta. Itu untuk 18 orang petani milenial komoditas tanaman hias. Alhamdulillah, tadi sekitar jam 12 siang (Senin, 6 Februari 2023) diselesaikannya," kata Yuke dalam keterangan tertulis, Selasa (7/2/2023).

Petani milenial yang curhat di media sosial tersebut pun kini bisa bernapas lega, lantaran tak lagi terlilit utang KUR yang selama ini menjerat mereka. 

Baca Juga: Cerita Suram Petani Milenial, Panen Tak Dibayar hingga Dikejar Banyak Utang
Program Petani Milenial Dimulai, Bank Indonesia Ambil Bagian

"Perkembangan terbaru dalam penyelesaian kasus program petani milenial. Alhamdulillah hari ini Pemprov Jabar melalui PT. Agro Jabar (AJ) telah melakukan pembayaran kepada Bank BJB. Terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung dalam penyelesaian kasus ini," cuit akun @eesss_ di Twitter. 

Melihat permasalahan yang terjadi, sejatinya program petani milenial andalan Jawa Barat ini wajib melakukan evaluasi agar dapat mencetak regenerasi petani dan menjadi wajah baru pertanian modern Jawa Barat yang mandiri, produktif, dan berkelanjutan.