Sederet Keunggulan Sistem Mina Padi Dibanding Monokultur

Ilustrasi sistem mina padi. (downtoearth.org.in)

Penulis: Arif Sodhiq, Editor: Redaksi Sariagri - Minggu, 6 Desember 2020 | 07:00 WIB

SariAgri -  Saat ini ada beberapa sistem pertanian yang telah diterapkan petani untuk meningkatan produktivitas dan pendapatan mereka. Salah satunya sistem mina padi yaitu bentuk usaha tani gabungan (combined farming) dengan memanfaatkan genangan air sawah yang ditanami padi sebagai kolam untuk budidaya ikan. Sistem ini diangap lebih menguntungkan dibandingkan sistem monokultur yang selama ini diterapkan petani.

"Kalau monokultur hanya panen padi. Kalau dengan ikan itu bisa panen padi sama ikan. Kemudian kedua,  ikan itu bisa makan rumput di sawah dan mengurangi gulmanya. Ketiga, ada ikan yang suka makan binatang kecil seperti keong dan sejenisnya. Tapi ikan-ikan yang karnovira, nggak semuanya, tapi keunggulannya itu," ujar Guru Besar Fakultas Pertanian, ipb University Edi Santosa saat dihubungi SariAgri.id.

Edi mengatakan keuntungan lainnya adalah siklus panen yang berbeda antara ikan dan padi. Sistem mina padi memungkinkan petani mendapatkan dua kali penghasilan dalam kurun waktu tertentu.

"Terus panen ikan dan panen padi. Biasanya siklus panen ikan dan panen padi cepetan panen ikannya. Jadi panen ikannya biasanya dapat lebih banyak," kata Edi.

Namun Edi mengingatkan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menerapkan sistem mina padi terutama pemberian pupuk dan pestisida untuk tanaman.

"Kalau mina padi itu menebarkan ikannya setelah proses pemupukan terakhir. Kalau ikan masih ada di situ, terus pupuknya kebanyakan, ikannya bisa mabok apalagi kalau ikan-ikan kecil. Kemudian, kalau aplikasi penyemprot hama itu terlalu banyak ikannya bisa cepat mati," jelasnya.

Berita Pertanian Terkini dan Terbaru Hari Ini

Berita Pertanian - Baca Juga: Ini yang Harus Diperhatikan dalam Penerapan Sistem Mina Padi
Mina Padi Disarankan Gunakan Varietas Tahan Genangan

Selain itu, lanjut dia, kualitas air dan kedalaman kolam juga harus diperhatikan. Jika kolam terlalu rendah atau cetek, hasil panen ikan tidak dapat maksimal.

"Nah mina padi airnya harus melimpah. Kalau airnya kurang ikannya nggak bagus. Kemudian ikan juga perlu kedalaman tertentu. Jadi kalau dia kena matahari terus-terusan kepanasan dia capek nanti ikannya kecil. Jadi dia harus bisa sembunyi di air agak dalam. Jadi tenaganya enggak abis karena panas matahari," kata Edi.

Edi menjelaskan selain sistem mina padi yang menggunakan ikan, ada sistem serupa tetapi dengan budidaya udang di Kulon Progo, DIY. Namun, sistem ini dinilai Edi lebih berisiko dibanding mina padi menggunakan ikan.

"Dulu di Kulon Progo ada sistem (mina padi) bukan dengan ikan, tapi dengan udang air tawar. Ini yang mencoba bukan orang pertanian. Tapi udang lebih rawan dan gampang mati dibanding ikan. Jadi airnya harus bersih dan mengalir," katanya.

Menurut Edi, pemerintah melalui kementan perlu memberikan penyuluhan mina padi kepada petani. Saat ini, lanjut dia, banyak petani yang ingin menerapkan sistem mina padi tetapi belum mengerti caranya.

"Jadi yang pertama, banyak petani yang ingin mendapatkan penghasilan tapi nggak tahu caranya. Jadi Kementan bisa memberikan pendampingan, penyuluhan terus dikasih tahu petani mencari bibit ikannya kemana dan jangan terlalu mahal," kata Edi.

Baca Juga: Sederet Keunggulan Sistem Mina Padi Dibanding Monokultur
Rugikan Petani, Kementan Bakal Sikat Habis Sindikat Pembuat Pestisida Palsu

Dia menambahkan penyuluhan terkait jenis padi dan ikan yang cocok untuk sistem mina padi. Selain itu Kementan juga harus mengatur sistem mina padi agar tetap ramah lingkungan.

"Syukur-syukur dipilih varietas padinya yang nggak terlalu membutuhkan banyak pupuk dan pestisida. Kalau Kementan bisa memilihkan yang itu saya rasa itu suatu langkah yang bagus," pungkasnya. (Istihanah Soejoethi)

Berita Pertanian - Kenapa Petani Indonesia Miskin?