Pakar: Benih dengan Postur Tinggi Cocok untuk Lahan Rawa

Ilustrasi tanaman pertanian padi (Pxhere)

Editor: Arif Sodhiq - Senin, 18 Mei 2020 | 19:41 WIB

SariAgri - Lahan rawa jika dikelola dengan cara tepat dapat menjadi salah satu sumberdaya yang berpotensi besar meningkatkan produksi pangan dan pendapatan petani. Untuk bercocok tanam di sawah rawa kuncinya pada pengaturan tata air serta pemilihan varietas yang tepat.

“Kuncinya hanya dipengaturan air, selama pengaturan air bisa ya memungkinkan gitu, selain itu barang tentu pemilihan varietas yang tepat, kalau varietasnya tidak tepat ya tidak akan bisa juga di lahan rawa,” ujar Guru Besar Fakultas pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof. Dwi Andreas Santosa saat dihubungi SariAgri.id, Senin (18/5/2020).

Dwi menjelaskan, varietas benih yang cocok pada lahan sawah rawa memiliki karakteristik postur yang tinggi. Jika postur varietas benih pendek tidak akan bertahan di lahan rawa. Andreas mencontohkan salah satu varietas benih yang memiliki postur tinggi adalah IF 8 yang dikeluarkan Asosiasi Bank Benih dan teknologi Tani Indonesia (AB2TI).

“Benih yang posturnya tinggi yang penting, kalau jenis benih posturnya pendek tidak akan tahan. Jadi yang posturnya tinggi kalau di jaringan kami di AB2TI ada namanya IF 8 misalnya, itu posturnya tinggi. Lalu juga benih-benih lokal yang ada di lokasi setempat, karena kan ada petani yang sudah mempunyai pengalaman untuk budidaya di lahan rawa dan mereka menggunakan varietas-varietas lokal,” terangnya.

Terkait upaya penetralan pH tanah, Dwi menjelaskan tergantung pada material lahan rawa tersebut. Jika material dasar lahan tersebut adalah lahan pirit, lanjut dia, sudah pasti tingkat kemasamannya tinggi dan jika tingkat kemasaman tinggi perlu dinetralkan.

“Kalau lahan meterialnya adalah sedimen alluvial, mungkin pH-nya bisa di atas 5 sehingga tidak perlu upaya untuk mentralkan pH. Jadi tergantung material dasar lahan sawah tersbut apa, lapisan-lapisan tanahnya,” katanya.

Baca Juga: Pakar: Benih dengan Postur Tinggi Cocok untuk Lahan Rawa
Manfaatkan Masa Pandemi untuk Belajar Berternak di Pekarangan

Dikatakan Dwi, lahan sawah rawa ini sudah pasti kelebihan air sehingga membutuhkan sistem drainase. Tujuannya untuk mengeluarkan air dari dalam tanah. Dia menambahkan, lahan rawa hanya dapat ditanami satu kali, terutama pada musim kemarau.

“Namanya lahan kelebihan air, jadi yang dibutuhkan drainase, bagaimana mengeluarkan air dari tanah. ini kenapa lahan-lahan rawa biasanya ditanami satu kali, terutama pada musim kemarau ketika airnya sudah surut. Jadi yang penting itu tata kelola air jadi faktor kunci untuk keberlangsungan lahan rawa,” pungkasnya. (Arif Ferdianto)