Jadi Wilayah Penyanggah, Mentan Dorong Sulteng Perluas Area Tanam Padi

Ilustrasi petani menanam. (Pixabay)

Editor: Dera - Selasa, 21 Februari 2023 | 08:00 WIB

Sariagri - Mengingat Sulawesi Tengah (Sulteng) memiliki wilayah subur dan mampu menghasilkan gabah secara surplus, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menargetkan penambahan luas area tanam padi.

"Saya berharap memang panen raya itu, jangan berhenti di sini. Artinya untuk mengembangkan pertanian lebih produktif lagi harus ada penambahan luas tanam. Katakanlah yang sekarang ini hanya 80 ribu ha bisa bertambah menjadi 100 ribu ha," ujar Syahrul saat meninjau panen raya di Desa Sidera, Kecamatan Sigi Kota, Kabupaten Sigi, beberapa waktu lalu. 

Sebagai salah satu penyangga pangan nasional, potensi pertanian di Sulteng harus mendapat support dari semua pihak. Termasuk dari pemerintah pusat dalam melakukan pendampingan, akses pembiayaan dan intervensi teknologi mekanisasi. Apalagi rata-rata produktivitas di sana mencapai 6 ton per hektare.

"Komitmen itu menjadi bagian-bagian penting bahwa semangat dan kemauan pemerintah daerah dalam mengembangkan pangannya sangat luar biasa. Dan ini harus kita support. Saya berharap perbankan juga masuk secara masif untuk mempermudah layanan KUR," katanya.

Secara nasional, kata SYL, ketersediaan beras saat ini dalam kondisi aman. Panen raya petani di sejumlah daerah telah menguatkan pasokan dan cadangan beras Indonesia dalam menghadapi bulan puasa maupun hari raya lebaran mendatang. Karena itu, dia berharap kolaborasi dan sinergitas dengan Bulog dapat diperkuat untuk melakukan penyerapan.

"Tentu saja pertanian itu tidak bisa sendiri, siapapun akan membutuhkan kerjasama lintas Kementerian dengan Menteri BUMN semua pihak Bulog dan lain-lain," katanya, seperti dilansir infopublik.id

Wakil Gubernur Sulawesi Tengah, Ma'mun Amir, melaporkan bahwa wilayahnya saat ini masuk sebagai provinsi ke 9 dengan produktivitas padi terbesar secara nasional. Dengan kondisi ini, dia yakin sektor pertanian merupakan penyangga ekonomi bagi masyarakat sekitar.

"Dari sisi NTP (nilai tukar petani) wilayah kami juga naik selama 3 tahun terakhir. Kemudian realisasi KUR berjalan baik. Yang pasti pertanian ini mampu mengurangi pengangguran. Salah satunya melalui UMKM di bidang pertanian," katanya.

Selain padi, Amir mengaku pihaknya kini tengah mengembangkan jagung, kedelai dan kopi. Semua komoditas tersebut merupakan komoditas unggulan yang dapat menopang perekonomian masyarakat.

"Selain padi dan jagung kami juga mencanangkan kedelai dan sektor perkebunan untuk kelapa, cengkeh, kopi robusta, kopi arabika dan kakao," katanya.

Di tempat yang sama, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Suwandi mengatakan bahwa pemerintah saat ini terus memacu produksi untuk menghadapi berbagai tantangan global. Di antaranya melaksanakan early warning system antisipasi dini, adaptasi dan mitigasi yang dimulai melalui mapping wilayah langganan dampak perubahan iklim maupun hama penyakit tanaman.

Sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) memastikan pasokan beras Indonesia saat ini terus bertambah. Penambahan tersebut datang dari berbagai operasi pasar serta panen raya petani sejak beberapa bulan terakhir. Menurut Presiden, kondisi ini membuat harga kebutuhan pangan lainya seperti bawang dan telur berangsur turun.

Baca Juga: Jadi Wilayah Penyanggah, Mentan Dorong Sulteng Perluas Area Tanam Padi
Seberapa Penting Sebenarnya Sektor Pertanian bagi Indonesia?



"Mungkin secara nasional nanti di bulan Februari akan ada satu jutaan, kemudian di bulan Maret akan ada 1,9 jutaan. Kira kira itu sehingga kalau produksi dari petani, dari panen ada artinya apa stoknya melimpah, kalau stoknya melimpah dan permintaan tetap artinya secara otomatis harga-harga akan turun," ujar Jokowi di Pasar Wonokromo Surabaya.

Presiden mengatakan, pasokan beras yang dihasilkan saat ini sudah sampai kepada pedagang baik di pasar maupun pedagang eceran. Bahkan dari hasil pengecekanya, harga beras di Jawa Timur turun menjadi Rp44 ribu per 5 kilogram atau Rp9 ribu per satu kilogram.