Ini Cara Mudah Membuat Pesitida dari Limbah Kulit Bawang Merah

Ilustrasi bawang merah (Flickr)

Editor: Rashif Usman - Jumat, 17 Februari 2023 | 08:00 WIB

Sariagri - Pestisida organik atau pestisida nabati merupakan pestisida yang dibuat dari bahan organik seperti tanaman atau hewan. Pestisida satu ini aman bagi kesehatan manusia dikarenakan dibuat dari bahan alami.

Bahan dari limbah rumah tangga seperti kulit bawang merah ternyata dapat digunakan sebagai bahan utama pembuatan pestisida organik.

Kulit bawang merah mengandung senyawa acetogenin dan flavonoid yang berperan sebagai pestisida. Menurut beberapa penelitian senyawa acetogenin dapat menjadi anti-feeden atau menurunkan nafsu makan hama serta mengganggu proses pencernaan dan merusak organ pencernaan pada hama.

Selain itu, limbah kulit bawang merah mengandung senyawa-senyawa yang bermanfaat bagi tanaman seperti mineral, asam absisat serta hormon auksin dan giberelin sebagai pemicu pertumbuhan tanaman. Nah, Sobat Agri ingin tahu langkah-langkah membuat pestisida organik dari limbah kulit bawang merah?

Berikut cara membuat pestisida organik dari limbah kulit bawang merah

Baca Juga: Ini Cara Mudah Membuat Pesitida dari Limbah Kulit Bawang Merah
Basmi Hama, Petani Alpukat Dilatih Membuat Pestisida Organik

Alat dan bahan yang diperlukan

  • Limbah kulit bawang merah
  • Air bersih
  • Saringan
  • Blender atau cobek
  • Botol spray
  • Botol plastik

Cara mengolah limbah kulit bawang merah jadi pestisida organik

  • Kumpulkan limbah kulit bawang merah
  • Haluskan dengan cobek atau blender
  • Limbah kulit bawang merah yang halus dimasukkan ke botol plastik
  • Botol plastik berisi air bersih dan limbah kulit bawang merah dengan perbandingan 1:1
  • Diamkan selama 2 hari
  • Saring air rendaman limbah kulit bawang merah
  • Pindahkan ke botol spray

Pengaplikasian pestisida organik limbah kulit bawang merah

  • Semprot ke seluruh permukaan daun dan batang tanaman
  • Penyemprotan dilakukan pagi hari pukul 09.00 atau sore hari.
  • Gunakan secara berkala yaitu satu minggu sekali atau dua hingga tiga kali dalam seminggu jika intensitas serangan hama tinggi.

(Sariagri/Chelvi Agnariosa)