Sambut Musim Tanam, Petani Lombok Gelar Tradisi Malean Sampi

Tradisi malean sapi dipertontonkan saat kunjungan Menteri Parekraf Sandiaga Salahudin Uno. (Sariagri/Yongki)

Editor: M Kautsar - Senin, 27 Juni 2022 | 10:45 WIB

Sariagri - Sejumlah Petani di Desa Buwun Sejati, Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat menggelar atraksi budaya malean sampi. Atraksi itu dilakukan saat kunjungan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahudin Uno pada acara pembukaan penilaian Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) Sabtu (25/06/2022).

Malean sampi sendiri memiliki arti yaitu balapan sapi. Berbeda dengan karapan sapi di daerah lain yang bertujuan untuk dilombakan, namun malean sampi merupakan wujud rasa syukur para petani yang telah selesai melaksanakan panen dan menyambut musim tanam berikutnya.

Arkan, salah seorang joki malean sampi menuturkan, tradisi ini sudah turun-temurun dilaksanakan masyarakat sejak nenek moyang mereka, biasanya saat gelaran malean sampi warga yang memiliki sapi berbondong-bondong ke areal persawahan untuk menunjukan kecepatan sapi mereka.

"Sapi yang terpilih untuk dilarikan itu kita pasangkan kalung sama singkal dan garu yang ditarik oleh dua ekor sapi," kata Arkan.

Tradisi ini menunjukan bagaimana petani tradisional zaman dulu membajak sawah mereka menggunakan tenaga hewan, perbedaanya malean sampi disertai hiasan dan joki yang sudah terlatih yang bertugas sebagai pengemudinya. "Tradisi ini terus dilestarikan agar dapat lebih dikenal oleh masyarakat sebagai budaya unik dari Lombok Barat," ujarnya.

Bertepatan dengan digelarnya tradisi itu, Menparekraf Sandiaga Salahudin Uno mengadakan acara pembukaan penilaian ADWI untuk 50 desa wisata, ia merasa kagum dengan budaya malean sampi yang dipertunjukkan oleh masyarakat.

Selama ini kata Sandi, kegiatan balapan sapi yang sering ia lihat di daerah lain umumnya dinilai dengan melihat yang tercepat mencapai garis akhir, akan tetapi malean sampi di Lombok Barat ini memilih pemenang dari cara lari sapi yang bagus dan tidak berbelok.

“Cara penilaian yang unik serta tidak memiliki tujuan utama sebagai lomba membuat saya tertarik, karena Malean Sampi biasanya dilaksanakan ditengah-tengah selesai panen dan menyambut musim berikutnya,” jelasnya.

Sandi juga mengatakan bahwa untuk membangun pariwisata berkelanjutan dibutuhkan berbagai atraksi budaya sebagai daya tarik wisatawan. Menteri Pariwisata dan Ekraf ini juga mengatakan bahwa Desa Wisata Buwun Sejati memiliki potensi alam yang luar biasa yang sangat asri dan indah.

Hal ini tentu menjadi salah satu daya tarik apabila dapat dikemas dengan baik. Ia berharap agar desa wisata buwun sejati dengan beragam potensinya dapat memajukan dan menggerakan ekonomi masyarakat. "Kita berharap agar sektor pariwisata dengan berbagai potensinya dapat menggerakkan ekonomi masyarakat," ujarnya.