Irigasi Berkelanjutan Jadi Solusi Atasi Perubahan Iklim

Sistem Irigasi. (Foto: Wikimedia Commons)

Editor: Putri - Senin, 20 Juni 2022 | 18:35 WIB

Sariagri - Sariagri - Perubahan iklim mengubah curah hujan yang mempengaruhi pola tanam dan produksi pertanian di berbagai belahan dunia. Karena itu, pengelolaan irigasi yang berkelanjutan merupakan kunci yang kuat untuk meningkatkan produksi pertanian dunia.

Hal ini merupakan studi baru yang dilakukan oleh Lorenzo Rosa dari Carnegie yang dilaporkan dalam jurnal Environmental Research Letters. Pengelolaan irigasi yang baik merupakan bagian dari intensifikasi pertanian.

Dengan pegelolaan irigasi, peningkatan produksi bisa dilakukan tanpa perlu mengubah ruang alami menjadi lahan pertanian baru.

"Tren populasi menunjukkan bahwa kita perlu melipatgandakan produksi pangan global pada 2050. Untuk mencapai hal ini (pilihannya) kita perlu membuka lebih banyak lahan atau bertani lebih efisien, meskipun ada peningkatan tekanan dari dunia yang memanas," ujar Lorenzo Rosa, dari Carnegie Institution for Science seperti dikutip dari azocleantech.com.

Menurutnya, mengubah lahan yang belum selesai menjadi lahan pertanian akan mengurangi keanekaragaman hayati dan memperburuk perubahan iklim. Hasil panen yang rendah di lahan pertanian yang masih hidup dapat ditingkatkan dengan teknologi modern.

Baca Juga: Irigasi Berkelanjutan Jadi Solusi Atasi Perubahan Iklim
Gawat! Produksi Pertanian Akan Tinggal Sepertiga Akibat Perubahan Iklim



"Namun, penting untuk mengevaluasi strategi intervensi ini untuk melihat mana yang akan menghasilkan peningkatan terbesar dalam produksi pangan dan dampak lingkungan terendah," imbuh Rosa.

Saat ini, dua pertiga dari tanaman dunia telah dibatasi pertumbuhannya oleh curah hujan. Hal ini menyiratkan bahwa pertanian yang hanya mengandalkan curah hujan tidak akan mampu meningkatkan produksi dan mengimbangi tingginya permintaan pangan.

Perubahan iklim harus diantisipasi karena mengubah pola curah hujan dan meningkatkan tekanan panas pada tanaman. Irigasi merupakan salah satu pilihan yang dapat ditempuh untuk meningkatkan produktivitas lahan pertanian.

Penelitian telah menunjukkan bahwa tanaman beririgasi dua kali lebih produktif daripada yang hanya bergantung pada curah hujan. Akan tetapi Rosa juga menambahkan pentingnya irigasi yang tidak menyebabkan kekurangan air untuk konsumsi.

Perlu diketahui bahwa irigasi pertanian sudah menyedot sekitar 85 persen hingga 90 persen dari konsumsi air manusia. Irigasi yang berkelanjutan bergantung pada sumber air dan air tanah yang tersedia secara lokal, tanpa menyebabkan kekeringan atau merusak ekosistem air tawar.

Harus diingat juga bahwa meningkatnya suhu bumi akan menyebabkan penguapan air lebih cepat, sehingga mengurangi efisiensi irigasi. Untuk itu, membangun waduk penyimpanan air jangka panjang dapat memungkinkan irigasi yang berkelanjutan, dibandingkan dengan hanya bergantung pada sumber daya air terbarukan.