Kemarau Basah, Produksi Padi di Garut Diprediksi Naik

Ilustrasi petani di Garut, Jawa Barat. (Antara)

Editor: Tatang Adhiwidharta - Minggu, 12 Juni 2022 | 14:00 WIB

Sariagri - Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Garut, Jawa Barat, memprediksi produksi padi akan naik sebagai dampak musim kemarau basah yang mendorong petani untuk tetap menanam padi karena hujan masih turun pada Juni 2022.

"Tentu, akan ada peningkatan produksi padi karena ada penambahan lahan dengan banyaknya hujan yang terus menerus akan ada luas tanam, misalkan tadah hujan atau lahan irigasi sederhana yang biasa satu kali, bisa jadi dua kali tanam," kata Kepala Seksi Serealia Dinas Pertanian Kabupaten Garut Endang Junaedi.

Ia menuturkan kondisi cuaca saat ini berdasarkan perkiraan sudah memasuki musim kemarau seperti yang terjadi pada tahun sebelumnya, namun kenyataannya masih tetap turun hujan, artinya cuaca saat ini disebut kemarau basah.

Petani di berbagai daerah Kabupaten Garut, kata dia, memanfaatkan hujan yang selama ini masih terjadi dengan tetap menanam padi, khususnya di daerah tadah hujan atau areal sawah dengan irigasi terbatas.

"Sekarang tidak seperti musim setahun ke belakang yang biasanya bulan Juni, bulan Mei itu sudah ada lahan kekeringan, tapi sekarang justru masih ada hujan tiap hari," katanya.

Endang menyampaikan adanya hujan yang terjadi hampir setiap hari itu tentunya akan memberikan keuntungan bagi petani karena lahan masih bisa ditanami padi.

Jika lahan bisa digarap, kata dia, maka akan berdampak pada produksi gabah dan bisa menambah ketersediaan pangan pada komoditas padi.

Baca Juga: Kemarau Basah, Produksi Padi di Garut Diprediksi Naik
Petani Menjerit! Tanaman Terkena Serangan Hama, Produksi Bawang Merah Daerah Ini sampai Merosot

Ia menjelaskan berdasarkan laporan tahun sebelumnya luas tanam padi yang produktif tercatat sekitar 112 ribu hektare tersebar di 42 kecamatan dengan hasil produksi kurang lebih 6 ton per hektare.

"Dengan banyak hujan insya Allah ada produksi naik bertambah dibandingkan tahun kemarin, kenapa naik karena petani menggarap lahan yang tadinya tadah hujan, artinya itu menambah luas tanam," pungkasnya.