Manfaat Dolomit untuk Lahan Gambut, Bisa Menyuburkan?

Editor: M Kautsar - Senin, 16 Mei 2022 | 16:50 WIB
Sariagri - Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang memiliki tanah gambut yang dapat dimanfaatkan untuk persawahan. Hanya saja, untuk melakukan hal ini perlu ada diperhatikan tingkat kematangan serta ketebalan dari gambut tersebut.
"Berdasarkan penelitian bertahun-tahun, tanah gambut yang bisa dimanfaatkan untuk area pertanian adalah tanah gambut yang dangkal satu meter. Kemudian pada tingkat kematangan levelnya sapris yang sudah seperti tanah. Itu sudah bisa ditanamin apasaja, palawija atau hortikurtura bisa," ujar Guru Besar Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian Unpad, Benny Joy kepada Sariagri, beberapa waktu lalu.
Merestorasi tanah gambut menurut Benny bukanlah persoalan yang mudah. Investasi yang dikeluarkan juga tidak sedikit untuk mengubah lahan ini menjadi area pertanian. Karena akan banyak sekali unsur dan senyawa yang dibutuhkan untuk mengembalikan pH-nya.
"Bisa (diberikan dolomit) kalau dangkal (gambutnya). Tapi, kalau (terlalu tebal) investasinya akan terlalu besar. Misalnya, dikasih dolomit, kapur, pHnya naik sedikit tapi masih banyak masalah lain unsur mikro misalnya. kandungan unsur hara dan makro lainnya yang rendang. jadi, tidak segampang begitu. Sedangkan mengelola tanah mineral saja, tanah biasa saja itu susah apalagi gambut," jelasnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, pH gambut sangat masam sehingga resiko keracunan unsur H mudah sekali terjadi. Kemudian masalah lainnya adalah drainase. Karena kalau tidak dapat mengatur air, gambut tidak dapat dimanfaatkan untuk pertanian. Hal ini sudah terbukti dalam proyek satu juta lahan gambut yang dijalankan pada masa orde baru.
"Gambut itu kan pH nya sangat masam. Kalau pH sangat masam kerac unan unsur H itu sangat gampang terjadi kemudian yang penting lagi masalah drainase. Jadi kalau kita tidak bisa mengatur tata air, gambut itu enggak bisa dimanfaatkan. Itu juga kesalahan yang dilakukan di proyek 1 juta ha lahan," jelasnya.
"Mereka bikin kanal lebarnya hampir 30 meter panjang 136 km membelah kubah gambut. Begitu air keluar dari sana dari areal sekitar gambut jadi kering begitu musim kemarau kebakar atau gimana, habis daerah itu. Itu yang kejadian," lanjutnya.
Kalau saat ini pemerintah akan membuka kembali lahan baru di Kalimantan Tengah menurut Benny itu hal yang mustahil. Namun, kalau restorasi lahan gambut yang sudah ada itu masih dapat dilakukan.
"Kalau sekarang pemerintah mau buka lagi (lahan gambut baru), itu mustahil. Tapi kalau mau merestorasi yang sudah ada yang bisa dimanfaatkan ada sekitar 3000 ha yang sudah dibuka dulu. Mungkin itu kalau itu mau dimanfaatkan bisa dengan perlakuan yang jauh lebih besar dari inputnya yang dibutuhkan. Dulu katanya sudah sampai 5,2 ton per ha. itu kan sebenarnya sudah cukup bagus untuk lahan gambut kalau itu diteruskan oke tapi kalau buka daerah baru jangan deh, merusak lingkungan dan buang-buang uang. Investasinya gede dan dapatnya tidak begitu bagus," tuturnya.
Sehingga, sebelum memulai restorasi gambut sebaiknya lakukan pemetaan untuk mengetahui ketebalan dan kematangan gambut. Selain itu, perlu juga diperhatikan distribusi pirit (FeS2) yang sangat berpengaruh di lahan pasang surut.
"Cuma kan itu harus dipetakan dulu, namanya peta ketebalan gambut. Itu nanti kita tahu lokasi gambut dan juga ketebalannya. Kalau survey gambut itu produk akhirnya peta ketebalan gambut. lalu distribusi pirit (FeS2) yang sangat berpengaruh di lahan pasang surut., kemudian tingkat kematangan gambut sampris, hemis atau fibris itu ada dan kita harus liat itu. Kalau untuk pertanian pilih yang tipis, yapi kalau mau hantam kromo kaya si 1 juta hektar itu rusak lingkungan," kata dia.
Baca Juga: Manfaat Dolomit untuk Lahan Gambut, Bisa Menyuburkan?Dolomit Adalah Batuan Kapur yang Bermanfaat Bagi Tanaman, Ini Penjelasannya
Tak Butuh Waktu Lama
Sementara itu, tanah gambut yang tipis tidak memerlukan waktu lama untuk diolah menjadi lahan pertanian. Asalkan sudah ada sistem pengairan dan dibuat gulutan, lahan tersebut sudah dapat digunakan.
"Kalau (gambut) yang tipis itu tidak menjadi masalah, tinggal dibikin pengairan saja kemudian diolah dibuat seperti gulutan-gulutan atau kuburna gitu. Tanam disana itu enggak jadi masalah. Ada bisa dipakai seperti sistem surjan namanya. Ada dibikin gulutan-gulutan itu. Karena ketebalan cuma satu meter kemudian diatur tata airnya dengan bagus itu enggak butuh waktu lama," pungkasnya.