Anak Milenial Pasti Asing, Yuk Kenali Istilah dalam Dunia Persawahan

Ilustrasi Sawah (Pixabay)

Penulis: Triana, Editor: Tatang Adhiwidharta - Kamis, 17 Maret 2022 | 14:30 WIB

Sariagri - Pertanian dan perkebunan dalam kehidupan masyarakat desa merupakan hal yang bersifat tradisi secara turun temurun. Meskipun saat ini sudah banyak berdiri gedung-gedung tinggi dan pabrik, uniknya profesi ini sulit untuk ditinggalkan.

Banyak para penduduk desa yang masih menggantungkan hidupnya pada mata pencaharian ini. Dalam dunia pertanian di Jawa pada umumnya terdapat istilah-istilah yang jamak dilafalkan ketika berbicara terkait dengan bercocok tanam. Seringkali istilah ini memiliki makna dan arti tersendiri.

Nah, berikut ini sudah dirangkum beberapa istilah kata yang sering diucapkan dalam pertanian dan perkebunan jawa beserta maknanya.

- Tandur : kegiatan menanam padi.

Tandur biasanya dikerjakan oleh ibu-ibu setelah sebelumnya ngluku, nggaru, tembok, dikerjakan oleh bapak-bapak.

- Matun : membersihkan rumput-rumput liar di areal persawahan.

- Derep

Derep adalah kegiatan menanam padi. Derep menggunakan alat yang bernama ani-ani. Ani-ani adalah alat dari sekeping kayu dan bambu kecil dengan sebilah logam di pinggir kayu yang berfungsi sebagai pisau. Pisau inilah yang digunakan untuk memotong bulir padi dari batangnya. Di sini, ibu-ibu juga yang memiliki peran. Nantinya, para ibu-ibu ini akan mendapatkan upahnya sepersepuluh dari hasil yang ia dapatkan. Upah ini namanya bawon.

- Macul : mencangkul tanah pertanian/perkebunan.

Macul atau dalam bahasa indonesia adalah mencangkul, merupakan istilah umum yang digunakan untuk pengerjaan lahan dengan menggunakan cangkul. Biasanya macul itu menggarap lahan di kebun, tegalan atau sawah yang hendak ditanami palawija. Istilahnya beda lagi kalau menyiapkan lahan untuk ditanami ubi jalar.

- Dangir : membersihkan rumput liar dengan cangkul (untuk tegalan).

- Besik : membersihkan rumput liar dengan sabit (untuk tegalan).

- Lep : mengairi sawah (biasanya sawah dengan sistem pembagian waktu)

- Ndaut : memindahkan bibit padi dari tempat persemaian ke sawah.

Ndaut ini biasanya dikerjakan setelah lahan siap dan umur bibit dirasa cukup. Petani terbiasa mempersiapkan bibit padi beberapa saat sebelum panen tanaman sebelumnya sehingga begitu pengerjaan lahan selesai, tinggal ndaut dan segera ditanami adi.

- Mluku : membajak tanah persawahan setelah panen.

Baca Juga: Anak Milenial Pasti Asing, Yuk Kenali Istilah dalam Dunia Persawahan
Alasan Kenapa Petani Masih Membajak dengan Kerbau Dibandingkan Traktor



Luku adalah bajak dalam bahasa Jawa. Mluku dikerjakan agar tanah berbalik sehingga tanah bisa bertukar posisi, terkena udara, dan mendapatkan sinar matahari. Mluku dibantu dua ekor sapi atau kerbau, tergantung hewan apa yang tersedia di dareah masing-masing.

- Nggaru : merapikan tanah persawahan setelah di bajak.

Jika mluku menggunakan lempengan logam besar untuk membalik tanah, maka nggaru menggunakan rentang kayu bergerigi seperti sisir. Hal ini bertujuan agar tanah menjadi rata sehingga semua permukaan air di hamparan sawah itu terairi dengan baik. Sama dengan mluku, nggaru juga menggunakan sapi dan kerbau.

- Papan pinihan : tempat persemaian bibit padi.

- Tulakan : muara saluran air.

- Katiran : saluran air dari muara ke persawahan.

- Galengan : jalan kecil sebagai batas sawah.

- Gandengan : saluran air untuk tanah tegalan.

- Kedokan : sistem pembagian luasan tanah persawahan dalam ukuran yang lebih kecil.