Kenapa Pestisida Berbahaya? Ini Penjelasannya

Ilustrasi penggunaan pestisida. (Pixabay)

Penulis: Gloria, Editor: Tatang Adhiwidharta - Selasa, 25 Januari 2022 | 16:05 WIB

Sariagri - Pestisida biasa digunakan untuk menghilangkan hama pada tanaman oleh sebagian petani. Namun pestisida dianggap membahayakan. Bahkan banyak petani yang kini menghindari penggunaan pestisida.

Situs Kabupaten Badung tertulis Peraturan Pemerintah No 7 tahun 1973 menyebutkan peraturan tentang penggunaan pestisida seperti pestisida harus didaftarkan ke Menteri Pertanian melalui Komisis Pestisida untuk dimintakan izin penggunaannya.

Selain itu, hanya pestisida yang penggunaannya terdaftar dan atau diizinkan oleh Menteri Pertanian boleh disimpan, diedarkan dan digunakan.

Pestisida yang penggunaannya terdaftar dan atau diizinkan oleh Menteri Pertanian hanya boleh disimpan, diedarkan dan digunakan menurut ketentuan-ketentuan yang ditetapkan dalam izin pestisida itu.

Pestisida adalah semua zat kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang digunakan untuk memberantas hama atau mencegah hama dan penyakit yang merusak tanaman, memberantas gulma dan mematikan daun serta mencegah pertumbuhan tanaman yang tidak diinginkan.

Menurut World Health Organization (WHO), paling tidak 20.000 orang per tahun, mati akibat keracunan pestisida. Diperkirakan 5.000 – 10.000 orang per tahun mengalami dampak yang sangat fatal, seperti mengalami penyakit kanker, cacat tubuh, kemandulan dan penyakit liver.

Selain keracunan langsung, dampak negatif pestisida bisa merusak kesehatan konsumen. Kemungkinan ini bisa terjadi akibat sisa racun (residu) pestisida yang ada di dalam tanaman atau bagian tanaman yang dikonsumsi manusia sebagai bahan makanan.

Konsumen yang mengonsumsi produk itu secara tidak sadar telah memasukan racun pestisida melalui hidangan makanan yang dikonsumsi setiap hari. Apabila jenis pestisida mempunyai residu terlalu tinggi pada tanaman, maka akan membahayakan manusia atau ternak yang mengonsumsi tanaman tersebut. Makin tinggi residu, makin berbahaya bagi konsumen.

Melansir sejumlah sumber, adapun pestisida yang tepat digunakan antara lain insektisida, akarisida (Omite, Rotraz), fungisida (Amistartop, Dithane), bakterisida (Agrep, Bactocyne), herbisida (Gramoxone, Goal), rodentisida (Klerat), moluskisida (Siputok)dan nematisida (Furadan).

Baca Juga: Kenapa Pestisida Berbahaya? Ini Penjelasannya
Alasan Kenapa Petani Masih Membajak dengan Kerbau Dibandingkan Traktor

Penggunaan pestisida juga harus tepat sasaran, tepat mutu, tepat jenis, tepat waktu, tepat dosis atau konsentrasi dan tepat cara.

Selain berdampak buruk pada tubuh, pestisida dapat menurunkan kesuburan tanah dan mencemari air, menyebabkan resistensi OPT dan mengakibatkan pertumbuhan tanaman tidak normal.