Lewat Ide Kreatif Kepala Desa, Petani di Daerah Ini Kembangkan Agrowisata Petik Jeruk

Desa Wisata Petik Jeruk (SariAgri/Arief L)

Editor: Tatang Adhiwidharta - Kamis, 20 Januari 2022 | 21:30 WIB

Sariagri - Berawal dari ide yang digagasnya untuk membangun desa, membuat pria asal Sumatera Barat ini berhasil mendirikan agrowisata khusus komoditas buah jeruk. Agrowisata tersebut terletak di Nagari Andiang, Kecamatan Suliki, Kabupaten Limapuluh Kota.

Dia adalah Gusfialdi, pria yang juga menjabat sebagai Kepala Desa Andiang ini menjelaskan bahwa dahulu lahan tersebut merupakan lahan tidur. Namun, di tangan kreatifnya hampir 80 persen sudah menjadi lahan produktif yang ditanami buah jeruk.

“Jadi terpikir jeruk, jeruk kan tidak terlalu susah pengembangannya tanahnya cocok sekitar 600-700 mdpl. Disitu saya coba lah untuk menghadirkan jeruk, terus kita bekerjasama dengan Dinas Pertanian untuk konsep agrowisata,” ujarnya dalam webinar Intani, Rabu (19/1/2022).

Dia menyebutkan bahwa dirinya mulai terjun untuk berkebun jeruk pada tahun 2015, setelah satu tahun berselang hasil dari tanaman jeruk tersebut sudah mulai terlihat. Dikatakannya, antusiasme warga pun hadir ketika melihat keberhasilan perkebunan itu.

Gusfialdi, pria yang juga menjabat sebagai Kepala Desa Andiang. (Jebretan layar)
Gusfialdi, pria yang juga menjabat sebagai Kepala Desa Andiang. (Jebretan layar)

“Masyarakat melihat kita berhasil mulai ikut, sarana prasaranan kita sudah jadi baru lah masyarakat ikut untuk kebersamaannya,” terangnya.

Gusfialdi menjelaskan bahwa mayoritas masyarakat adalah seorang petani padi, namun kini masyarakat bisa memanfaatkan waktu setelah selesai perkara di sawah untuk berkebun jeruk.

“Saya sangat bangga dengan Dinas Pertanian, apapun yang ingin saya tuju ingin merubah masyarakat saya, (Dinas Pertanian) tidak pernah berhenti mencari peluang. Pas pengolahan awal saya minta 2000 bibit jeruk sampai tahap duanya saya minta 10 ribu tetap dikasih,” jelasnya.

Lebih lanjut, Gusfialdi mengungkapkan bahwa desa yang dipimpinnya merupakan lumbung pangan, namun dia melihat masyarakatnya kesulitan ekonomi. Dengan hadirnya agrowisata jeruk ini, lanjut dia, telah merubah ekonomi masyarakat bahkan mereka dapat menguliahkan anaknya hingga ke pulau Jawa.

“Saya sangat bersyukur dengan perubahan yang seperti ini, jadi sekarang sudah banyak yang kuliah sampai ke Jawa, itu dampaknya masyarakat lebih sejahtera,” ungkapnya.

Wisata petik jeruk

Gusfialdi menyatakan bahwa untuk dapat menikmati wisata petik jeruk di Nagari Andiang, hanya cukup mengeluarkan uang sebesar Rp10 ribu pada saat bulan promosi dan dapat memakan jeruk sepuasnya di agrowisata tersebut.

“Jadi kalau nggak bulan promosi kita masuknya Rp25 ribu, dari distribusi tersebut tidak ada potongan dari Walinagari (Kepala desa), saya punya konsep dari awal masyarakat itu yang membangun, masyarakat itu sendiri yang menikmati,” katanya.

Komoditas buah jeruk yang dikembangkan pada Agrowisata Nagari Andiang yaitu jeruk Jerman. Menurut Gusfialdi, tanaman jeruk tersebut selalu berbuah tak mengenal musim, tergantung cara pengolahan.

“Kenapa saya pilih (nama) Jerman, karena negara di dunia ini Jerman itu unggul, antusias orang dengan saya beri nama Jerman itu besar, apakah ini bibitnya dari Jerma atau gimana pasti pertanyaannya banyak, Jerman ini artinya jeruk manis,” imbuhnya.

Baca Juga: Lewat Ide Kreatif Kepala Desa, Petani di Daerah Ini Kembangkan Agrowisata Petik Jeruk
Jadikan Burung Hantu sebagai Satpam, Cara Kreatif Petani Daerah Ini untuk Perangi Hama Tikus

Dia menyebutkan selain disuguhkan wisata petik jeruk, wisatawan juga ditawarkan fasilitas home stay bagi pengunjung yang ingin menginap. Dikatakannya, fasilitas tersebut tengah disiapkan sejak delapan bulan lalu dengan pemandangan yang indah.

“Masyarakat kita setelah dapat hasil dari jeruk, mereka bikin juga home stay sedikit, kalau sudah siap bisa (menginap) ini baru-baru mulai sekitar delapan bulan yang lalu,” tandasnya.