Aviro D16 Spray Gimbal, Teknologi Pertama yang Diluncurkan Demi Tunjang Sistem Pertanian

Ilustrasi drone (Pixabay)

Penulis: Tanti Malasari, Editor: Tatang Adhiwidharta - Jumat, 14 Januari 2022 | 19:05 WIB

Sariagri - Perkembangan teknologi semakin berkembang pesat. Hal ini tentu berdampak pada segala bidang, termasuk bidang pertanian.

Kebutuhan produk teknologi informasi di bidang ini terus bertambah seiring dengan perkembangan digitalisasi dunia demi efisiensi dan efektivitas produksi pertanian.

Ada banyak teknologi yang muncul saat ini, salah satu diantaranya adalah spray gimbal bernama Aviro D16 yang diciptakan Avirtech.

Dengan hadirnya alat ini, maka akan membantu sistem pertanian menjadi lebih mudah. Hal ini dikarenakan alat ini bisa dioperasikan dengan menggunakan drone, atau pesawat mini tanpa awak.

Chief Operating Officer Avirtech Wilson mengatakan, ada hal yang mendasari pihaknya meluncurkan alat ini, yaitu tingginya permintaan inovasi penyemprotan yang berkelanjutan. Sehingga gerakan pertanian berkelanjutan terus terbentuk.

"Penggunaan pestisida yang berlebihan tidak hanya berdampak bagi lingkungan, namun juga mempengaruhi biaya operasional," kata Wilson, Rabu (12/1/2022).

Wilson mengklaim spray gimbal ini menjadi yang pertama di dunia dengan tingkat ketelitian penyemprotan yang akurat hingga radius 10 cm.

"Dibandingkan dengan akurasi drone biasa yang tidak selalu tepat akibat hembusan angin. Dengan demikian, kami mengkombinasikan Drone Aviro D16 dengan geoposisi RTK presisi tinggi dan mulut pipa pada gimbal agar tepat sasaran," ungkap dia.

Menurutnya, drone Aviro D16 ini hadir dilengkapi dengan mulut pipa penyemprot gimbal dan pipa tambahan untuk mempermudah mencapai titik hama di pohon yang tidak dapat dijangkau oleh manusia.

"Pemeliharaan tanaman yang benar dan teratur adalah kunci untuk menghasilkan panen berkualitas. Mencegah lebih baik daripada mengobati.

Namun, kondisi lapangan dan kurangnya sumber daya manusia menjadi kendala dalam pemeliharaan, seperti pengendalian hama dan gulma," jelasnya.

Wilson juga menambahkan, bahwa pengaplikasian penyemprotan pestisida oleh tenaga manusia pasti akan memberi efek samping terhadap kesehatan.

"Penyemprotan dengan drone lebih aman bagi manusia dan lingkungan karena air dan pestisida yang digunakan lebih sedikit," imbuhnya.

Disisi lain, kecepatan dan ketepan manusia dalam mendeteksi hama tidak seakurat AI (Artificial Intelligence). Salah satu industri yang sering mengalami gagal panen akibat hama adalah kelapa sawit. Sekitar 25% tanaman mati dan mengakibatkan periode panen akan tertunda sampai 1 tahun.

Baca Juga: Aviro D16 Spray Gimbal, Teknologi Pertama yang Diluncurkan Demi Tunjang Sistem Pertanian
Bantu Petani, Erick Thohir Kerahkan BUMN dengan Program Ini

"Drone Aviro D16 memiliki sensor yang dapat membaca kesehatan pada tanaman baru secara cepat. Cara ini ribuan kali lebih cepat dan efektif daripada inspeksi manual yang dilakukan manusia. Ketika medeteksi titik hama, drone akan segera menyemprotkan pestisida dengan akurasi penyemprotan 98%," imbuhnya.

“Pertanian berkelanjutan ini adalah cara untuk membawa ke revolusi pertanian selanjutnya.Kami berharap dapat membawa industri pertanian Asia Tenggara lebih maju dan baik.” Ujar Wilson.