Stok Amerika Diprediksi Melimpah, Harga Gandum Berjangka Melorot

Ilustrasi gandum (Pixabay)

Editor: Yoyok - Kamis, 13 Januari 2022 | 10:00 WIB

Sariagri - Harga gandum berjangka di Bursa Komoditas Chicago atau Chicago Board of Trade (CBOT), Amerika Serikat (AS), memperpanjang kerugian pada penutupan Rabu (12/1) atau Kamis (13/1) pagi WIB. Koreksi terjadi setelah Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) memproyeksikan petani domestik melakukan penanaman lebih banyak ketimbang ekspektasi pedagang.

Kontrak gandum paling aktif di CBOT ditutup turun 12,50 dolar AS menjadi 757,75 dolar AS per bushel (gantang).

Analis menyatakan perkiraan USDA yang lebih besar dari perkiraan untuk persediaan gandum itu menambah tekanan di pasar setelah kekhawatiran pasokan mendorong harga berjangka Chicago Board of Trade ke tertinggi sembilan tahun pada November.

Tingginya harga membantu mendorong lebih banyak penanaman sementara pembuat roti dan pabrik penggilingan khawatir tentang cuaca buruk yang mengurangi panen gandum berprotein tinggi, kata analis.

“Petani AS menanam 34,397 juta hektare gandum musim dingin, naik 2 persen dari 2021,” kata USDA dalam laporannya. Sedangkan analis yang disurvei  Reuters  memperkirakan 34,255 juta hektare.

USDA mematok stok akhir gandum domestik pada 628 juta bushel (gantang), di atas perkiraan rata-rata untuk 608 juta bushel, dan carryout global di posisi 279,95 juta ton, di atas ekspektasi 278,67 juta ton.

"Gandum memiliki angka carryover yang bearish dan jumlah areal yang  bearish,"  kata Ted Seifried, Chief Agriculture Strategist Zaner Group.

Sementara itu, jagung dan kedelai berjangka CBOT menguat setelah USDA memangkas perkiraan produksi Amerika Selatan dan mematok stok akhir dunia di bawah ekspektasi analis.

Kondisi panas dan kering di Brasil selatan dan Argentina menimbulkan keraguan tentang prospek panen. Badan statistik dan pasokan makanan Brasil, Conab, Selasa, menurunkan perkiraan produksi kedelai dan jagung negara itu pada 2021/2022.

Baca Juga: Stok Amerika Diprediksi Melimpah, Harga Gandum Berjangka Melorot
Cuaca Ekstrem Amerika Selatan Angkat Harga Kedelai Berjangka

"Kita menjadi sangat, sangat sensitif terhadap cuaca," kata Jim Gerlach, Presiden A/C Trading.

USDA mematok stok akhir kedelai global di 95,0 juta ton, di bawah perkiraan analis sebesar 99,93 juta dan ekspektasi Desember USDA sebesar 102 juta.

"Angka paling bullish di sana adalah stok global untuk kedelai," kata Craig Turner, analis Daniels Trading.

Harga kedelai berjangka yang paling aktif ditutup melesat 12,75 dolar AS menjadi 1.399,25 dolar AS per bushel. Jagung berjangka ditutup turun 2 dolar AS menjadi 599 dolar AS per bushel.