Studi Belanda: Tanam Paksa Sebabkan Banyak Kematian Buruh Tani Jawa

Penjajahan Belanda. (Wikimedia.org/Tropenmuseum)

Editor: Arif Sodhiq - Rabu, 22 Desember 2021 | 11:00 WIB

Sariagri - Belanda menjadi salah satu negara Eropa yang menjajah Indonesia hingga berabad-abad. Sistem tanam paksa (Cultuurstelsel) menjadi sangat populer di masa penjajahan Belanda. Pada abad ke-19, para petani Jawa dipaksa bekerja sebagai buruh tani di perkebunan dengan upah rendah.

Tanam paksa menggelembungkan finansial Belanda. Pada tahun 1850-an pendapatan Belanda dari sistem tanam paksa mencapai 4 persen dari PDB dan lebih dari 50 persen dari total pendapatan pemerintah. Keuntungan itu digunakan untuk membangun infrastruktur dan subsidi pajak di negeri Belanda. Namun dari sisi kemanusiaan, sistem tanam paksa Belanda telah memberikan penderitaan besar kepada masyarakat lokal khususnya buruh tani yang terlibat langsung di dalamnya.

Sebuah studi yang dilakukan peneliti Belanda dari Wageningen University & Research (WUR) dan Utrecht University menemukan hubungan signifikan antara jumlah buruh petani yang terlibat tanam paksa dengan tingkat kematian.

Studi itu mencontohkan pada tahun 1840 jumlah kematian buruh tani naik 30 orang setiap 1.000 pekerja yang melakukan pekerjaan budidaya secara paksa. Banyak petani Jawa terpaksa menyediakan tenaganya untuk budidaya gula, kopi, tembakau, teh dan nila.

Para peneliti menganalisis data primer dan sekunder terkait berapa banyak buruh per karesidenan yang dipekerjakan tanam paksa dengan variabel jumlah kelahiran dan kematian serta variabel kontrol. Hasilnya mereka menemukan di tahun 1840 lebih dari 1,1 juta orang dipaksa menjadi buruh tani atau 11 persen dari total penduduk Jawa saat itu.

Hubungan tanam paksa dengan tingkat kematian

Meski pada saat itu, pejabat kolonial Belanda banyak yang tidak melaporkan kematian buruh tani, penelitian ini menemukan bahwa kondisi perkebunan Sistem Tanam Paksa Belanda sangat mendukung untuk penyebaran penyakit menular.

Baca Juga: Studi Belanda: Tanam Paksa Sebabkan Banyak Kematian Buruh Tani Jawa
Vinni Singadiwirya Ingin Kembalikan Kejayaan Rempah Indonesia di Dunia

Hasil studi itu menyebutkan para buruh tani berkumpul bersama dalam kondisi tidak higienis dengan akomodasi buruk. Selain itu, kondisi gizi buruk yang diderita para buruh tani juga membuat mereka rentan terserang penyakit.

“Penelitian kami menunjukkan bahwa biaya manusia dari sistem tanam paksa di Jawa cukup besar. Dengan demikian, penting untuk tidak hanya memperhatikan kegiatan kolonial Belanda terhadap pembangunan ekonomi di Belanda pada saat itu, tetapi juga untuk mempertimbangkan konsekuensi sosial, ekonomi dan demografis di bekas wilayah jajahan,” kata Sejarawan Pim de Zwart menyimpulkan seperti dikutip phys.org.

Video terkait: