Begini Strategi Malaysia Atasi Kenaikan Harga Pupuk dan Pestisida

Petani merawat tanaman padinya. (Dok. Pupuk Kujang)

Editor: Tatang Adhiwidharta - Rabu, 10 November 2021 | 15:40 WIB

Sariagri - Kementerian Pertanian dan Industri Makanan Malaysia berencana membentuk komite khusus lintas kementerian untuk membantu petani yang terbebani oleh kenaikan harga pupuk dan pestisida di pasaran.

Menteri Pertanian Malaysia, Datuk Seri Ronald Kiandee, menjelaskan bahwa komite tersebut akan terlebih dahulu mengidentifikasi masalah yang ada sebelum mengajukan saran untuk menyelesaikannya.

Kami sadar banyak petani yang menghadapi masalah ini, jadi kami mencari tahu dan mendengarkan keluhan mereka. Kami juga mengerahkan gugus tugas dengan beberapa kementerian termasuk Kementerian Perdagangan Dalam Negeri dan Kementerian Konsumen untuk mengatasi masalah tersebut,” ujarnya, seperti dikutip dari Bernama.

Sebelumnya, beberapa media di Malaysia melaporkan bahwa para petani mendesak pemerintah atau pihak berwenang untuk memantau kenaikan harga pestisida dan pupuk yang terjadi sejak Juni lalu.

Sementara itu, Kiandee juga memaparkan hingga 28 Oktober lalu, sebanyak 3.811 petani telah mendapatkan manfaat dari program Smart SBB. Program itu melibatkan areal persawahan seluas 9.777,7 hektare di beberapa wilayah, termasuk Kawasan Pengembangan Pertanian Terpadu (IADA) di barat laut Selangor dan Seberang Perak.

Program Smart SBB dilaksanakan oleh Kementerian Pertanian untuk meningkatkan produktivitas sektor pertanian guna mencapai 75 persen tingkat swasembada (SSL) produksi beras lokal dalam periode Rencana Malaysia ke-12.

Program itu akan menghasilkan pengelolaan sawah yang efisien dan sistematis melalui koperasi, asosiasi atau kelompok, yang diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada tengkulak dan meningkatkan pendapatan petani hingga 50 persen.

Baca Juga: Begini Strategi Malaysia Atasi Kenaikan Harga Pupuk dan Pestisida
Skenario Kementan Antisipasi Badai La Nina pada Sektor Pertanian

Jika konsep tersebut diterapkan sepenuhnya, negara akan mampu menekan impor beras sejalan dengan Kebijakan Agrofood Nasional 20212030, sehingga meningkatkan pendapatan dan produktivitas petani,” tambah Kiandee.

Terdapat tujuh perusahaan besar yang terlibat dalam proyek Smart SBB yaitu Organisasi Petani Nasional (Nafas), Satu Cita Sdn Bhd, PTG Builder Services Sdn Bhd, Sermaju Agro Sdn Bhd, Panji Tulin Enterprise, Advansia (Sarawak) Sdn Bhd, dan Unggul Venture Sdn Bhd. Mereka akan menanggung biaya penanaman padi sebesar RM3,200 (sekitar Rp11 juta) per hektar.

Video terkait: