Mentan Dorong Diversifikasi Singkong Naik Kelas Bangkitkan Ekonomi Masyarakat

Editor: M Kautsar - Rabu, 13 Oktober 2021 | 16:40 WIB
Sariagri - Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong gerakan diversifikasi pangan, yakni komoditas singkong sebagai salah satu pemenuhan kebutuhan pangan. Tidak hanya itu, upaya ini juga dinilai mampu mengangkat komoditas pangan nasional untuk dikenal secara meluas sehingga menggerakkan ekonomi masyarakat pada sisi hulu hingga hilir produksi.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo mengatakan singkong merupakan salah satu komoditas sumber pangan alternatif pengganti beras, kini diolah menjadi berbagai produk turunan yang bisa dinikmati mulai dari akarnya hingga daun. Produk olahan ini tidak hanya mengenyangkan namun juga menyehatkan, sehingga singkong harus naik kelas sebagai penggerak perekonomian masyarakat.
"Saya sangat bangga melihat kampung singkong ini. Singkong bisa dibuat apa saja mulai dari akar sampai daun dimanfaatkan. Saat ini tentu kenyang saja nggak cukup. Makan juga harus sehat dan singkong ini dipastikan sehat," kata Syahrul, Rabu (13/10).
Oleh karena itu, ia meminta pemerintah daerah Salatiga mengembangkan daya tahan produk olahan singkong sehingga bisa menjadi buah tangan khas yang menjangkau pasar nasional bahkan internasional. Pengembangan singkong mulai dari petani sebagai pemasok hingga diolah menjadi produk olahan siap santap dibuat dengan skala ekonomi.
"Kita cari tahu bagaimana singkong, misalnya getuk kita bisa naik kelas lagi untuk bisa bertahan beberapa hari sehingga bisa dibawa keluar kota bahkan luar negeri. Kalau makanan harus rutin sehingga pemasoknya harus dijaga sehingga mampu menekan biaya produksi," kata dia.
Pada tahun 2021, sasaran luas tanam mencapai 695 ribu hektare dengan produksi 17,75 juta ton dengan pengolahan pangan lokal melibatkan 1,6 juta rumah tangga. Guna meningkatkan produksi penggunaan benih berkualitas dan pemupukan perlu dilakukan dengan baik.
"Ini bagus banget kita pelihara, kita benahi lebih kuat lagi tentu saja ini perlu kita kembangkan didaerah lain. Saya akan coba liat lagi apa potensi Salatiga. Semua perlu kita kembangkan lagi," ucap dia.
Wali Kota Salatiga, Yuliyanto mengatakan produksi singkong Salatiga tahun 2020 mencapai 638 ton dengan luas tanam 44,9 hektare. Pada Tahun 2021 luas pertanaman sudah mencapai sampai 36 hektare.
"Kampung Singkong Salatiga ini melibatkan 33 resto atau kafe, menyajikan berbagai menu dari 8 ton singkong per hari dipasok petani," ucapnya.
Baca Juga: Mentan Dorong Diversifikasi Singkong Naik Kelas Bangkitkan Ekonomi MasyarakatKepala Daerah Dukung Inisiasi Kementan untuk Pacu Semangat Kerja di Sektor Pertanian
Dalam mendukung program ekspor tiga kali lipat (Gratieks), Salatiga sudah ekspor singkong di tahun 2020 sejumlah 95 ribu ton dan ke depan akan terus dikembangkan. Melalui pengembangan kampung singkong diharapkan menggerakkan ekonomi di kampung-kampung.
"Terima kasih Pak Menteri sudah datang meresmikan kampung singkong Salatiga ini. Kita berharap agar kabupaten-kabupaten mengembangkan ini karena ini mampu menggerakkan ekonomi di kampung kampung," ucap Yuli.