Tak Sengaja, Petani Mangga Ini Malah Bangun Agrowisata di Indramayu

Haji Urip, petani mangga Indramayu, Jawa Barat.

Penulis: Yoyok, Editor: Reza P - Rabu, 15 September 2021 | 17:40 WIB

Sariagri - Pada mulanya anggota kelompok tani menanam buah mangga varietas agrimania. Lama-kelamaan, Haji Urip, 55 tahun, selaku Ketua Kelompok Tani Agrimania, berinisiatif membangun destinasi agrowisata di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.

“Terus kita berlanjut menanam buah lainnya di sini, ada kelengkeng, durian, jambu. Semua ini untuk memenuhi kapasitas kebun yang ada di kelompok,” ujarnya dalam webinar Intani Agrowisata Mangga, Bangun Kebun Sekaligus Pasar’ yang diselenggarakan Intani, Rabu (15/9/2021).

Haji Urip menceritakan bahwa setelah berjalan satu tahun, kelompoknya berharap bagaimana caranya bisa melakukan panen di kebun sekaligus menjual buah di kebun. Untuk itu, tercetus ide membuat Agrowisata Situ Bolang Indramayu.

“Kebetulan kami baru saja membuka dan ramai dikunjungi orang dan alhasil tahun kemarin banyak buah yang dijual di agrowisata itu,” jelasnya.

Dia mengungkapkan bahwa tercetusnya agrowisata pada tahun 2018 karena terdapat unsur ketidaksengajaan. Sebab, kebun mangga yang telah dikembangkannya tersebut telah masuk fase generatif. Untuk itu, guna menghalau hama menyerang tanaman mangga dia menanam refugia yaitu bunga matahari.

“Secara kebetulan kita tanam bunga matahari yang menyebabkan banyak dikunjungi orang. Mereka   datang ke kebun kami hanya untuk sekadar selfie foto saja di bunga matahari. Dari respons yang tinggi itu kami bisa merintis sebagai agrowisata hingga sekarang berjalan dengan baik,” terangnya.

Haji Urip yang juga merupakan mantan anggota DPR RI ini mengatakan bahwa masa pandemi mempengaruhi jumlah pengunjung agrowisata, dan sempat menutupnya beberapa bulan. Namun, lanjut dia, tidak mempengaruhi hasil produksi dari perkebunannya.

“Sebenarnya sejak tahun 2018 kami sudah memasok kesebuah toko besar di Jakarta, bukan hanya mangga agrimania saja tapi yang lainnya juga. Jadi untuk kendala pasar saat ini kami masih terbuka lebar,” katanya.

Lebih lanjut Haji Urip menyebutkan luas lahan Agrowisata Situ Bolang mencapai delapan hektare dengan menerapkan sistem kebun Ultra High Density Plantation (UHDP). Sistem kebun tersebut adalah  menanam tanaman dengan jarak yang rapat.

“Yang biasa ditanam dengan jarak tanam 100 (pohon) per hektare di sini kita bisa 800 hingga 1.000 pohon lebih per hektare, jadi kalau delapan hektare kurang lebih 6.400 pohon,” paparnya.

Haji Urip menambahkan harga tiket masuk ke Agrowisata Situ Bolang hanya sebesar Rp10 ribu. Segala fasilitas seperti Wifi di beberapa spot telah disiapkan.

“Hanya Rp10 ribu, dan di sini kita ada free wifi, juga diberbagai spot sudah saya pasang wifi semua, jadi kami fasilitasi pengunjung yang ingin streaming atau kegiatan online lainnya,” tandasnya.

Haji Urip menjelaskan bahwa mangga agrimania merupakan varietas unggul mangga yang tercipta dari ide jenius di Indramayu yang kemudian disertifikasi oleh Kementerian Pertanian.

“Kami mengajukan sertifikasinya ke BPSB (Badan pengawas dan sertifikasi benih) sekitar tahun 2014 dan pada akhirnya di tahun 2018 tanggal 26 Desember mangga agrimania disertifikasi oleh Kementerian Pertanian, artinya dikeluarkan sebagai mangga varietas unggul baru (VUB),” terangnya.

Baca Juga: Tak Sengaja, Petani Mangga Ini Malah Bangun Agrowisata di Indramayu
Sarjana Geografi Ini Sukses Kantongi Rp40 juta per Bulan dari Bertani Cabai

Dia menyebutkan bahwa mangga agrimania tergolong kedalam mangga termahal di Indonesia, di mana, kata dia, di kebun harga jualnya mencapai Rp40 ribu per kilogram, sementara berat satu buah mangganya lebih dari satu kilogram.

“Dijual di kebun sini Rp40 ribu per kilogram, sedangkan satu buah bisa lebih dari satu kilo. Jadi kalau pengen mencicipi mangga agrimania satu  sudah Rp50 ribu. (Mangga paling besar) Di kebun kami baru 1,8 kilogram, tapi di kebun lain ada yang mencapai dua kilo,” sebutnya.

 Video Terkait: