Kurangi Sampah Organik, Pemkot Jaksel Gencarkan Gerakan Membuat Eko-enzim
Editor: Arif Sodhiq - Selasa, 7 September 2021 | 19:10 WIB
Sariagri - Berbagai upaya dilakukan untuk mengurangi volume sampah organik rumah tangga. Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Selatan memulai gerakan membuat eko-enzim secara serentak di 65 kelurahan dan 10 kecamatan.
"Warga secara mandiri dapat mengurangi volume sampah rumah tangga melalui pembuatan eko-enzim, sehingga berdampak langsung kepada pemerintah yang menangani pengelolaan sampah," ujar Pelaksana Tugas (Plt.) Wali Kota Jakarta Selatan, Iswana Adji, Selasa (7/9/2021).
Eko-enzim adalah hasil dari fermentasi limbah dapur organik, gula (gula coklat, gula merah atau gula tebu) dan air dengan perbandingan 3:1:10. Eko-enzim berguna untuk pemanfaatan sampah buah dan sayuran.
Menurut Iswana Adji, melalui pembuatan eko-enzim, warga bisa mengurangi sampahnya secara mandiri sehingga tidak perlu membuat tempat pembuangan akhir (TPA) yang besar atau pengadaan truk sampah dalam jumlah banyak.
"Karena eko-enzim bisa mengurangi volume sampah organik," katanya.
Gerakan membuat eko-enzim, kata dia, harus dimulai dari tingkat pemerintah. Karena itu Iswana Adji mengunstruksikan camat dan jajarannya maupun lurah dan jajarannya untuk segera memulai gerakan membuat eko-enzim.
"Mulai hari ini kita mewajibkan semua kelurahan dan kecamatan membuat eko-enzim. Kami menunggu hasilnya, nanti kita kumpulkan mana saja produknya dari setiap kelurahan dan kecamatan," katanya.
Isnawa mengingatkan jajarannya untuk tidak membeli produk eko-enzim yang sudah jadi di toko, karena petugas dari kantor wali kota akan melakukan pengawasan ke kecamatan dan kelurahan setiap bulan
Baca Juga: Kurangi Sampah Organik, Pemkot Jaksel Gencarkan Gerakan Membuat Eko-enzimInovasi Kelurahan Ciracas Buat Tabung untuk Kurangi Sampah Organik Rumah Tangga
Dia menambahkan program pembuatan eko-enzim juga untuk memberikan edukasi kepada masyarakat. Apalagi eko-enzim ini memiliki banyak kegunaannya.
"Kalau masyarakat penasaran itu bagus, artinya ada transfer ilmu. Makanya kita buat terobosan, membuat eko-enzim secara mandiri," pungkasnya.
Video terkait: