Ini Negara yang Pertama di Dunia Menyetujui Budidaya 'Beras Emas' Atasi Gizi Buruk

Golden Rice, beras yang kaya beta-karoten dalam bijinya. (Irri.org)

Editor: Reza P - Sabtu, 24 Juli 2021 | 18:00 WIB

SariAgri - Filipina akan menjadi negara pertama di dunia yang mengijinkan petaninya membudidayakan 'beras emas', beras yang telah diperkaya dengan nutrisi beta-karoten untuk membantu mengurangi gizi buruk pada anak-anak.

'Beras Emas' atau 'Golden Rice' dikembangkan oleh Department of Agriculture-Philippine Rice Research Institute (DA-PhilRice) bekerja sama dengan International Rice Research Institute (IRRI) untuk menambahkan kandungan beta-karoten, yang akan berubah menjadi vitamin A dalam tubuh manusia.

Sekitar satu dari lima anak miskin di Filipina menderita kekurangan vitamin A (KVA), termasuk sekitar 190 juta anak di seluruh dunia. Kondisi ini adalah penyebab paling umum kebutaan pada masa kanak-kanak, serta merupakan faktor penyebab melemahnya sistem kekebalan tubuh.

"Tonggak sejarah ini menempatkan Filipina di garis depan global dalam memanfaatkan penelitian pertanian untuk mengatasi masalah kekurangan gizi dan dampak kesehatan dengan cara yang aman dan berkelanjutan," kata Dr. Jean Balié,

Direktur Jenderal IRRI, seperti dikutip dari laman resmi organisasi ini.Beras Emas direkayasa secara genetik untuk menyediakan hingga 50 persen dari perkiraan kebutuhan rata-rata (EAR) vitamin A anak-anak, yang merupakan kelompok usia paling rentan terhadap KVA di Filipina.

Varietas baru ini telah mendapat persetujuan keamanan pangan dari regulator di Australia, Selandia Baru, Kanada, dan Amerika Serikat, tetapi Filipina adalah negara pertama yang menyetujui budidaya komersial. 'Beras Emas' juga sedang menjalani tes terakhir di Bangladesh.

"Kami berkomitmen untuk memastikan benih berkualitas tinggi bagi petani dan pasokan makanan yang aman dan bergizi untuk semua orang Filipina,” kata Dr. John de Leon, Direktur Eksekutif DA-PhilRice.

"Program jaminan kualitas dan pengelolaan yang komprehensif untuk 'Beras Emas' akan ditetapkan, yang mencakup seluruh rantai nilai mulai dari produksi benih, pemrosesan pasca panen, hingga pemasaran,” tambahnya.

Beras biasa, sebenarnya juga menghasilkan beta-karoten dalam tanaman, tetapi tidak ditemukan dalam biji-bijian. "Satu-satunya perubahan yang kami buat adalah memproduksi beta-karoten dalam biji-bijian (beras)," kata Russell Reinke, pejabat IRRI kepada AFP.

"Petani akan dapat menanamnya dengan cara yang persis sama seperti varietas biasa... tidak perlu tambahan pupuk atau perubahan manajemen," imbuhnya.

Baca Juga: Ini Negara yang Pertama di Dunia Menyetujui Budidaya 'Beras Emas' Atasi Gizi Buruk
Mentan Minta Off Farm dan On Farm di Lahan Food Estate Diperhatikan

'Beras Emas' pertama kali dikembangkan oleh Profesor Ingo Potrykus dan Peter Beyer pada akhir 1980-an. IRRI menjadi pemegang lisensi pertama dari karya ilmuwan pada tahun 2001.

IRRI saat ini juga sedang mengembangkan beras varietas baru yang tinggi zat besi dan seng (HIZR), dengan tujuan akhir untuk merilis varietas lengkap yang mengandung beta-karoten, zat besi dan seng. Varietas ini diharapkan dapat membantu mengatasi kekurangan zat gizi mikro yang mempengaruhi lebih dari dua miliar orang di seluruh dunia.