Studi: Perubahan Iklim Bisa Memicu Serangan Hama Pertanian Dunia

Ilustrasi Petani (Pixabay)

Editor: Dera - Jumat, 4 Juni 2021 | 18:00 WIB

SariAgri - Sebuah penelitian mengungkap perubahan iklim dapat meningkatkan serangan hama dan penyakit pada produksi pertanian global. Jauh ini, penyakit tanaman dan serangan serangga invasif telah memangkas sekitar 40 persen produksi tanaman dunia dengan kerugian mencapai $ 300 miliar per tahun.

Tinjauan ilmiah yang dirilis baru-baru ini diproduksi di bawah naungan Konvensi Perlindungan Tanaman Internasional yang diselenggarakan oleh Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO).

“Kondisi yang lebih hangat dan lebih kering mendukung gangguan oleh serangga, sedangkan kondisi yang lebih hangat dan lebih basah mendukung gangguan dari patogen,” ungkap laporan yang dirilis Agriculture.com.

“Tren yang sama diharapkan untuk banyak penyakit tanaman, hama serangga dan gulma dengan peningkatan risiko hama dalam banyak kasus. Oleh karena itu, langkah-langkah pencegahan, mitigasi dan adaptasi diperlukan di masa depan untuk mengurangi proyeksi peningkatan risiko hama di bidang pertanian, hortikultura dan kehutanan serta di kawasan perkotaan dan taman nasional," jelas laporan tersebut.

Tinjauan tersebut menjelaskan, pemanasan global akan menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi hama seperti ulat grayak yang memakan jagung, sorgum dan biji-bijian lainnya. Kondisi ini dkhawatrikan akan memperluas serangan hama perusak tanaman atau bisa juga mengubah jalur migrasi belalang gurun, hama migrasi paling merusak di dunia.

Baca Juga: Studi: Perubahan Iklim Bisa Memicu Serangan Hama Pertanian Dunia
Berkat Program GPOTT, Hasil Panen Padi di Desa Gujeg Cirebon Meningkat

Selain itu, tinjauan juga memperkirakan penggerek jagung bisa menjadi lebih luas di wilayah Eropa. Sementara, ledakan padi, penyakit jamur, bisa menyebar ke daerah subtropis seperti Jepang, sementara daerah tropis menjadi lebih panas.

Direktur Jenderal FAO Qu Dongyu mengatakan, tinjauan tersebut menunjukkan bahwa perubahan iklim adalah salah satu tantangan terbesar yang dihadapi komunitas kesehatan tanaman dunia.