Wujudkan Korporatisasi Sektor Pertanian, Mentan dan Menkop UKM Gandeng IPB

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (kanan). (Kementan)

Editor: Arif Sodhiq - Senin, 31 Mei 2021 | 12:20 WIB

SariAgri - Program korporatisasi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) didorong penerapannya di sektor pertanian. Program ini akan didampingi perguruan tinggi, utamanya IPB University guna membangun pertanian modern di berbagai daerah dengan menggunakan varietas unggul dalam meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil panen yang dikelola secara korporasi.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan Kementan, Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop dan UKM) dan perguruan tinggi akan bekerja sama dalam mengembangkan sektor pertanian dari hulu ke hilir. Kemenkop dan UKM bertugas dalam pembentukan kelembagaan dan off farm. Kementan melakukan budidaya dan peningkatan produktivitas. Sedangkan perguruan tinggi mengkoordinir budidaya di hulu dan hilir.

"Saya nanti akan main di budidaya dan produktivitasnya sehingga besok akan ada varietas-varietas tertentu. Apalagi untuk ekspor yang kita benahi dari hulu sampai hilir dan itu yang kita hari ini kita lakukan di IPB," ujarnya usai panen melon di greenhouse Agribusiness and Technology Park (ATP), IPB University, Bogor, Minggu (30/5/21).

Dikatakan Mentan, pelibatan perguruan tinggi dalam menciptakan inovasi produk khususnya pertanian akan terus ditingkatkan. Upaya ini guna menciptakan terobosan baik di hulu dan hilir dengan teknologi pertanian maju untuk menjawab kondisi kekinian.

"Kita perbaiki pasca panennya dengan teknologi sederhana tetapi mampu mengefisiensi losses, sesudah itu tentu saja packing yang baik akan akan membuat pasar lebih baik. Tidak hanya itu, disana korporasi-korporasi pertanian bisa dilakukan kita modali bersama dengan Menteri Koperasi sehingga offtaker lebih dipermudah," jelasnya.

Sementara Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki mengatakan pihaknya akan fokus pada pengembangan model bisnis sektor pertanian dengan membentuk korporatisasi dari petani perorangan ke skala ekonomi dan model bisnis.

"Seperti ini perlu kita lakukan supaya petaninya juga bisa lebih memproduksi dengan menggunakan bibit-bibit yang sudah hasil riset yang bagus lalu juga terhubung dengan market dan pembiayaan," terangnya.

Korporatisasi petani, lanjut dia, juga sebagai upaya dalam peningkatan ekspor. Selain itu substitusi produk komoditas pertanian impor akan didorong untuk mengurangi ketergantungan pada produk yang tidak bisa diproduksi dalam negeri.

"Saya kira begitu, kita harapkan produk-produk petani itu bisa mensuplai pasar dengan stabil baik kualitasnya maupun juga kapasitas," kata Teten.

Sementara itu, Rektor IPB Unievrsiy, Arif Satria mengatakan petani harus mendapatkan jaminan akses teknologi dan pasar. Untuk akses teknologi, IPB akan mendorong adanya learning center agar petani bisa belajar teknologi baru mulai dari yang sederhana hingga canggih.

Arif menjelaskan akses pasar sangat dibutuhkan petani agar mendapatkan harga dan kualitas yang bagus. Karena itu IPB menjamin kualitas produk sekaligus akses pasar.

Saat ini IPB melalui Agribusiness and Technology Park (ATP), salah satu unit bisnis sudah memasarkan produknya untuk petani lingkar kampus ke 47 supermarket di Jabodetabek

"Dan kita berharap evaluasi ini bisa dikembangkan di berbagai provinsi supaya petani di daerah juga menikmati akses teknologi dan akses pasar karena dua hal itu menjadi penting. Oleh karena itu dengan adanya perguruan tinggi yang bisa memberikan pendampingan kepada petani untuk mengkonsolidasi petani menjadi satu kelompok itu lebih muda," jelasnya.

Baca Juga: Wujudkan Korporatisasi Sektor Pertanian, Mentan dan Menkop UKM Gandeng IPB
Pemprov Sumsel Siap Dukung Festival Buah dan Pertanian 2021

Arif mendukung gagasan korporatisasi petani dimana nanti koperasi akan dibentuk dari petani hasil binaan IPB. Program ini akan terus diwujudkan di lapangan yang dimulai di Bogor kemudian menyebar ke berbagai daerah.

"Saya sebagai Ketua Forum Rektor Indonesia mendorong perguruan tinggi lainnya untuk mereplikasi model seperti ini sehingga setiap kampus yang di Indonesia punya daya manfaat untuk masyarakat petani di lingkar kampus sehingga masyarakat di lingkar kampus merasakan hasil inovasi teknologi dan juga pasar yang mampu memberikan pasar yang memberikan kesejahteraan yang lebih baik lagi," pungkasnya.

Video terkait: