Berita Pertanian - Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Wuluhan Jember, Ali Mutaho sempat pesimis karena kesulitan pupuk subsidi tapi kini tak lagi
SariAgri - Di tengah kendala ketersediaan pupuk subsidi, ratusan petani di Kecamatan Wuluhan Kabupaten Jember Jawa Timur, justru berhasil memanen padi dengan hasil produksi melebihi hari biasanya.
Bahkan dengan panen berlipat, para petani kini berani belanja pupuk nonsubsidi. Meski harganya lebih mahal karena hasilnya yang menguntungkan.
Menurut salah seorang pengurus Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Wuluhan Jember, Ali Mutaho, sikap pesimis akan hasil baik karena kendala ketersediaan pupuk subsidi di awal awal masa tanam tiga bulan lalu, kini sudah tidak menghantui para petani lagi.
“Semula petani padi di daerah ini sempat ragu bercocok tanam karena tidak tersedianya pupuk subsidi dan yang ada hanya pupuk non subsidi berharga lebih mahal. Apalagi minimnya biaya produksi akibat dampak ekonomis selama pandemi covid 19 yang tak kunjung usai, kini sudah tidak menghantui pikiran petani, “ ungkap Ali Mutaho kepada SariAgri, Rabu (7/4/2021).
Keraguan itu hilang, imbuhnya, setelah KTNA Wuluhan Jember melakukan terobosan berani menggunakan pupuk non subsidi sebagai agro solution. Hasilnya, perhektar lahan padi biasanya menghasilkan tujuh ton gabah kering sawah,kali ini bisa tembus rata-rata 10 ton per hektar.
Baca Juga:
Rahmad Pribadi Bantu Daerah Ini Jadi Lumbung Padi dan Jagung
Program Agro Solution Pupuk Kaltim Tingkatkan Produktivitas Hingga 80%
“Karena penggunaannya menggunakan pupuk non subsidi, yang jelas petani ada penambahan biaya. Penambahan biaya ini berkisar Rp2 juta per hektar. Angka Rp2 juta ini jika dikonversikan dengan harga produksi padi dari gabah dengan harga Rp4.000 maka hanya dibutuhkan 5 kuintal untuk mengcover penambahan biaya, “ terangnya.
Dari jumlah itu, imbuhnya, bisa terpenuhi peningkatan produksi. Sementara hasil panen riil di lapangan ada peningkatan rata-rata 10,5 ton per hektar. Maka hitungannya, kata Ali, 5 kuintal untuk menutup biaya produksi dan 10 ton nya bonus untuk petani. 10 ton sekarang jika diuangkan, petani mendapat Rp40 juta bersih.
Sementara terkait penanganan hama dan penyakit, ia menjamin sudah ada pengawalan dari mitra formulator yang sudah bekerjasama dengan agro solution.
“Keuntungan 5 kuintal diupayakan untuk pembelian pupuk nonsubsidi, hingga perawatan tanaman. Sedangkan hama dan penyakit sudah ada bantuan dari mitra formulator. Maka dengan pola tanam dan perawatan 100 hari, petani bisa langsung memetik hasil panen keuntungan bersih 10 ton. Ini benar-benar menjanjikan, “ ungkapnya dengan senyum mengembang.
KTNA Wuluhan Jember, saat ini memiliki lahan binaan sekitar 100 hektar dengan pola penerapan agro solution. “Ke depan akan bertambah sekitar 500 hektar lahan karena petani mulai minat dengan pola produksi agro solution yang sangat menguntungkan ini, “ pungkasnya.