Rencana Impor Beras, Petani Garut Justru Surplus Gabah 60 Ribu Ton

Penulis: Andry, Editor: Reza P - Rabu, 17 Maret 2021 | 11:15 WIB
SariAgri - Pemerintah Daerah (Pemda) Garut, Jawa Barat mengklaim surplus gabah kering beras tahun ini hingga 60 ribu ton. Angka itu tercapai, setelah target produksi yang dibebankan pemerintah berhasil dilewati.
“Tahun ini kita surplus target produksi pemerintah pusat sekitar 2.000 hektare,” kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Garut Beni Yoga Guna Santika, Rabu (17/3).
Beni menerangkan, musim basah atau hujan yang terbilang panjang tahun ini, berperan penting menjaga pasokan air di area lahan tanam milik petani di Kabupaten Garut.
“Alhamdulillah ketersediaan air cukup bagus, sehingga menghadapi puasa (pasokan beras) aman, bahkan melebih target,” ujar dia menegaskan.
Tahun ini pemerintah pusat menargetkan area tanam produksi padi di Garut mencapai 10.200 hektare, namun dalam praktiknya sebaran produksi mencapai 12.300 hektare atau surplus hingga 2 ribu hektare.
“Kalikan (hasil panen gabah) saja 5,2 ton per hektare, jadi sekitar 60 ribu ton kita surplus,” kata dia.
Dengan capaian itu, Beni memprediksi raihan produksi gabah dari petani tahun ini, mengalami kenaikan signifikan hingga 20 persen di Bandung capaian tahun lalu. “Rata-rata (kenaikan) antara 12 sampai 20 persen dari target tahun ini,” kata Beni.
Kondisi itu berbanding terbalik dengan capaian tahun lalu, yang memiliki musim kering atau kemarau lebih lama sehingga menimbulkan kekeringan di sejumlah wilayah. Ihwal rencana impor beras yang akan dilaksanakan pemerintah pusat, dia berharap agar rencana tersebut dikaji matang, termasuk memperhatikan musim panen raya di petani.
Baca Juga: Rencana Impor Beras, Petani Garut Justru Surplus Gabah 60 Ribu TonAntisipasi Kekeringan, Ini yang Bisa Dilakukan Petani
“Kalau untuk Garut sendiri surplus, jadi kami harap pemerintah lebih bijak terhadap rencana impor (beras) itu,” katanya.
Sebelumnya, pemerintah berencana melakukan impor beras 1 juta ton tahun ini. Namun upaya itu mendapat tantangan sejumlah kalangan, melimpahnya pasokan gabah saat musim panen raya Maret-Mei tahun ini, bakal membuat petani merana.