Berita Pertanian - Malaysia gandeng swasta melakukan budi daya padi skala besar dengan biaya lebih murah.
SariAgri - Pemerintah Malaysia mencanangkan Program Sawah Padi Pintar Skala Besar (Smart SBB) yang mengonsolidasikan sawah melalui pertanian kontrak atau sewa untuk meningkatkan produktivitas pertanian padi melalui pengelolaan sumber daya yang efisien dan optimal.
Menteri Pertanian dan Industri Pangan Malaysia, Datuk Seri Dr Ronald Kiandee, menjelaskan bahwa program yang melibatkan 11 perusahaan swasta dan pemerintah tersebut menargetkan konsolidasi lahan seluas 150.000 hektare untuk tahap pertama yang pelaksanaannya akan dimulai pada bulan Juni mendatang.
Lebih lanjut, Kiandee mengatakan bahwa perusahaan-perusahaan tersebut akan berperan sebagai manajer proyek, penyedia layanan, pembeli dan produsen padi, serta mengawasi penggunaan pupuk dan pestisida melalui kontrak pertanian dengan para petani yang terlibat.
Perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam program ini antara lain, Hugeturn Sdn Bhd, Sinaran Murni Sdn Bhd, Eco Agro Pentagon Sdn Bhd, CC Jaya Innovation Sdn Bhd, Hartamas Sentosa Sdn Bhd, Jelapang Pagi Emas Sdn Bhd.
Baca Juga: Anti Ribet, Pot Ajaib Ini Bisa Siram Tanaman Sendiri Selama Seminggu
Thailand Gunakan Ekstrak Sambiloto Sebagai Obat Herbal COVID-19
Perusahaan lainnya adalah Kilang Beras Rajang Sdn Bhd, Kilang Beras Rakyat Sekinchan Sdn Bhd, Padiberas Nasional Bhd, Persatuan Pengilang Beras Melayu Malaysia, dan FGV Integrated Farming Holdings Sdn Bhd.
Nilai investasi dalam program Smart SBB diperkirakan mencapai RM900 juta hingga RM1 miliar setahun (sekitar Rp3,2—3,5 triliun setahun).
“Program ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan rata-rata petani dari RM5.000 (sekitar Rp17,4 juta) menjadi RM7.900 (sekitar Rp27,5 juta) setahun,” kata Kiandee dalam jumpa pers usai penandatanganan nota kesepahaman program Smart SBB antara pemerintah dan perusahaan yang terlibat, pada Selasa (23/02) kemarin, sebagaimana dikutip dari Bernama.
Kiandee menuturkan, pendapatan bersih tahunan petani per hektare juga diharapkan akan meningkat dari RM5.400 (sekitar Rp18,8 juta) menjadi RM15.600 (Rp54,4 juta) jika produktivitas rata-rata per hektare meningkat dari 3,5 ton menjadi 7,0 ton.
“Melalui program Smart SBB hampir semua risiko dan biaya usaha tani padi yang sebelumnya ditanggung oleh petani akan berkurang sehingga pendapatan mereka meningkat,” ujarnya.
Kiandee mengatakan, para petani akan mengikuti program Smart SBB melalui koperasi atau asosiasi petani dan mereka dapat memilih untuk menanam semua jenis padi.
Beberapa waktu lalu, Kiandee juga sempat menjelaskan bahwa tingkat swasembada beras Malaysia saat ini berada pada angka 70 persen, sedangkan 30 persen sisanya bergantung pada beras impor.
Oleh karena itu, pihaknya telah berencana untuk melakukan budi daya padi skala besar dengan menerapkan pendekatan baru yang lebih rendah biaya dan mampu meningkatkan produksi beras negara, sehingga ketergantungan pada beras impor dapat dikurangi dan pendapatan petani dapat ditingkatkan.