Berita pertanian - Kelangkaan pupuk ini menyulitkan para petani pada saat musim tanaman padi.
SariAgri - Para petani di Kabupaten Magetan, Jawa Timur mengeluhkan langkanya mendapatkan pupuk subsidi di pasaran. Jikalau pupuk tersedia di kios, harganya mengalami kenaikan yang cukup memberatkan petani.
Kondisi itu dikeluhkan Supeno, petani asal Desa Buluharjo, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan. Supeno merasakan saat masa tanam kedua, pupuk bersubsidi seakan menghilang dari pasaran.
“Kebutuhan pupuk untuk tanaman padi milik saya yang baru berumur dua minggu, saya biasanya pakai ZA, Phonska dan SP36. Ketiga pupuk ini, sekarang carinya sulit dan harganya naik,” kata Supeno kepada Sariagri, Kamis (18/2).
Supeno mengaku untuk bisa mendapatkan pupuk eceran, dia harus mengeluarkan dana ekstra akibat kenaikan harganya. Seperti pupuk ZA yang awalnya dijual Rp1.800 per kilogram sekarang naik menjadi Rp2.500 per kilogram.
Begitu juga harga pupuk Phonska yang awalnya di kios Rp2.500 per kilogram kini naik menjadi Rp3.500 per kilogram.
“Paling memberatkan adalah SP36 sekarang harga ecerannya Rp3.500 per kilogram dan per saknya Rp160.000. Mahalnya harga pupuk terus terang bikin banyak petani yang menjerit,“ keluhnya.
Baca Juga: Perkenalkan Sorgum, Tanaman Pangan yang Tahan Terhadap Musim Kemarau
Pakar: Benih dengan Postur Tinggi Cocok untuk Lahan Rawa
Supeno mengakui, kelangkaan pupuk ini menyulitkan para petani pada saat musim tanaman padi. Sebagian besar petani, kata Supeno, terpaksa membeli eceran.
Selain hemat, mereka beralasan karena kalau beli satu zak harus dengan sistem paket.
Supeno mengatakan, harga dan keterbatasan stok pupuk tersebut, cukup menyulitkan petani. Alasannya, saat panen, mereka tidak bisa meraup keuntungan, bahkan bisa merugi karena mahalnya biaya pupuk dan perawatan.