Legislator Ingatkan Pemerintah Pentingnya Regenerasi Petani

Petani di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. (SariAgri/Dwi Rachmawati)

Editor: Arif Sodhiq - Kamis, 4 Februari 2021 | 21:00 WIB

SariAgri - Regenarsi petani sangat berpengaruh dalam mendukung pengembangan sektor pertanian ke depan. Karena itu penting bagi pemerintah untuk mengupayakan program regenerasi petani.

Anggota Komisi IV DPR Fraksi PKB Luluk Nur Hamidah menekankan pentingnya perhatian pemerintah dalam mendukung generasi muda di sektor pertanian. Dia menyayangkan pemangkasan anggaran Kementerian Pertanian (Kementan) tahun 2021 sebesar Rp6 triliun yang dilakukan Kementerian Keuangan.

“Pandemi COVID-19 seperti sekarang ini seharusnya menjadi momen tepat negara untuk hadir mendukung generasi muda dan angkatan kerja baru dalam melakukan usaha tani. Kebutuhan pangan yang terus meningkat dan kondisi pandemi yang menyulitkan ekonomi masyarakat, seharusnya anggaran pangan tidak dipangkas,” ujar Luluk kepada SariAgri.id, Kamis (4/2/2021).

Dikatakan Luluk, jumlah petani muda saat ini hanya sekitar 2 juta angkatan kerja. Sedangkan total angkatan kerja pertanian di Indonesia 33 juta.

“Gap tersebut masih sangat jauh. Memang di sini negara harus hadir dan berperan dalam mendukung regenerasi petani,” katanya.

Selama ini program regenerasi petani masih belum mendapat pemahaman seragam baik dari pemerintah maupun legislator. Upaya yang dilakukan masih sebatas slogan dan belum menjadi prioritas utama.

“Apalagi dengan pemotongan anggaran, alokasi untuk regenerasi petani pastinya juga kena pemotongan,” katanya.

Menurut Luluk, banyak hal yang dapat dilakukan pemerintah dalam meningkatkan regenerasi petani. Salah satunya dengan memfasilitasi permodalan usaha tani melalui KUR bunga rendah bagi milenial.

“Saya mengajukan agar bunga permodalan usaha tani bisa di bawah 6 persen. Kalau di perikanan saja bisa mencapai 3 persen kenapa di pertanian tidak bisa? Padahal potensi hasil pertanian tidak kalah besarnya,” katanya.

Selain itu dia menyarankan selama pandemi, pelajar dan mahasiswa bisa melakukan hal lebih produktif melalui kegiatan pertanian.

“Dalam pikiran saya, kalau perlu selama masa pandemi ini Kementan dan Kemendikbud bisa bertemu dan menjadikan salah satu kegiatan yang dapat dilakukan pelajar dan mahasiswa adalah bertani. Jadi jelas ada kegiatan dan aktivitas yang produktif,” jelasnya.

Baca Juga: Legislator Ingatkan Pemerintah Pentingnya Regenerasi Petani
Alih Fungsi Lahan Berdampak pada Kuantitas dan Kualitas Hasil Pertanian

Luluk menambahkan, dirinya akan mengusulkan agar Kementan bekerja sama dengan Kemendikbud dalam mengadakan program beasiswa bagi anak petani.

“Saya akan terus mendorong dan menyuarakan agar Kemendikbud bisa mengalokasikan anggaran melalui program beasiswa pertanian bagi anak petani. Program beasiswa tersebut nantinya secara khusus untuk menyiapkan anak petani menjadi penggantikan para orangtua di sektor pertanian. Beasiswa dapat berupa pendanaan pendidikan formal, vokasi, pelatihan, dan sertifikasi di bidang pertanian,” pungkasnya.