Sasar Generasi Muda, Distan Kabupaten Bekasi Kembangkan Pertanian Terpadu

Kepala UPTD Balai Benih Kabupaten Bekasi Rohman Badruzama. (SariAgri/Dwi Rachmawati)

Editor: Arif Sodhiq - Kamis, 4 Februari 2021 | 19:20 WIB

SariAgri - Selain memproduksi dan mengawasi benih tanaman pangan, Unit Pelaksana Tugas Balai Benih (UPTD BB) Setu, Dinas Pertanian Kabupaten Bekasi juga melakukan pengembangan pertanian terpadu untuk dikelola dan dimanfaatkan generasi muda.

“UPTD BB memang tugas pokoknya memastikan benih dan bibit yang beredar di masyarakat itu aman, baik dan bersertifikat. Tetapi kami berinisiatif juga untuk meningkatkan minat generasi muda dalam bidang pertanian melalui usaha pertanian terpadu,” ujar Kepala UPTD BB Kabupaten Bekasi Rohman Badruzaman kepada SariAgri.id, Kamis (4/2/2021).

Dikatakan Rohman, lahan seluas kurang lebih 5 hektare yang dimiliki UPTD BB Setu akan dimanfaatkan untuk wadah belajar, berkarya dan berinovasi bagi anak muda di sekitar wilayah tersebut dalam pengembangan usaha pertanian terpadu.

“Kami selain memproduksi dan mengembangkan bibit hortikultura buah-buahan, benih sayur-sayuran juga ada pengembangan tanaman jagung, pakan hijauan untuk ternak, memproduksi kompos, greenhouse dan demplot-demplot tanaman lainnya. Semua hal tersebut saya tekankan untuk dilakukan oleh generasi muda,” jelasnya.

Menurut dia, potensi pertanian di Kabupaten Bekasi masih sangat besar jika dapat dikembangkan dan dikelola generasi muda daerah.

“Saya lebih senang mengajak anak muda karena mereka cenderung lebih cepat dalam bertindak, semangatnya besar. Saya ingin meyakinkan anak muda kalau bertani itu bukan lagi hanya sekadar padi, sawah, kotor, tetapi sumberdaya pertanian yang ada sekarang bisa dikelola lebih mudah dan menguntungkan dengan teknologi dan ilmu pengetahuan,” jelasnya.

Dengan mengajak taruna tani, penyuluh lapangan serta kalangan mahasiswa dan akademisi dalam melakukan praktik usaha pertanian terpadu di UPTD BB Setu, Rohman berharap nantinya akan mencetak pengusaha tani muda yang dapat mengembangkan pertanian di daerah Kabupaten Bekasi.

“Saya sering ingatkan dan ajak penyuluh pertanian agar langsung praktik di lahan UPTD BB Setu ini agar ilmu yang mereka miliki bukan hanya sekadar teori saja. Ketika mereka praktik dan mengembangkan idenya lalu berhasil nantinya akan berperan sebagai ikon dan percontohan bagi generasi muda lainnya agar tergerak untuk bergabung mengembangkan potensi pertanian yang ada di Bekasi,” tegasnya.

Program yang dikembangkan pada dasarnya memberikan wadah, edukasi dan fasilitas kepada taruna tani dan generasi muda untuk mewujudkan ide dan rencana usaha tani.

“Ya kalau anak muda itu ketika sudah punya ide harus cepat direspon dan didukung karena generasi tua sudah tidak terlalu aktif dari mereka. Kalau kami tidak cepat nantinya akan menyurutkan semangat dan niatan mereka untuk berkarya di bidang pertanian,” katanya.

Saat ini di lahan UPTD BB Setu telah ditanami beragam pohon buah-buahan, pakan hijauan pakchong, jagung untuk mensuplai kebutuhan pedagang makanan olahan, beragam ternak unggas, dan pengembangan miniatur kebun pertanian terpadu untuk tujuan edukasi.

“Rencananya kami juga akan kembangkan pertanaman padi gogo, jahe merah dan kebun tanaman biofarmaka. Juni tahun ini akan dimulai, sekarang saya sedang siapkan semuanya,” katanya.

Di samping itu, Rohman juga aktif menjalin kerja sama dengan stakeholder dalam mendukung program yang dikembangkan saat ini di UPTD BB Setu.

“Untuk pendanaan dan perihal teknis lainnya saya juga sering mengajak kerja sama pihak lain untuk ikut mengembangkan sumberdaya dan potensi yang ada,” jelasnya.

Sementara itu, Subiyatna dari Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bekasi mengatakan dirinya berencana membuat kolaborasi antara Disdik dengan UPTD BB Kabupaten Bekasi dalam memberikan edukasi dan pengenalan pertanian kepada generasi didik mulai dari tingkat PAUD, TK, SD, dan SMP.

“Pengenalan pertanian sejak dini adalah hal penting, agar tercipta mindset baru pada anak-anak kalau istilah bertani itu bukan lagi hanya pekerjaan dengan aktivitas kotor-kotoran tetapi dapat menciptakan peluang bisnis yang menguntungkan dan menjadikan mereka pengusaha pertanian berdasi,” jelasnya.

Baca Juga: Sasar Generasi Muda, Distan Kabupaten Bekasi Kembangkan Pertanian Terpadu
Gencarkan Program Agroeduwisata, Ini Tujuan Kementan

Rencana kolaborasi, lanjut dia, akan sangat baik dijadikan sebagai ekstrakurikuler nantinya bagi peserta didik setelah pandemi berakhir.

“Kalau pandemi berakhir, kegiatan ekstrakurikuler bidang pertanian akan sangat bermanfaat bagi mereka nantinya, dan syukur-syukur pertanian bisa masuk ke dalam kurikulum lokal ke depannya. Selain itu, kolaborasi antar instansi pemerintahan dalam upaya mengembangkan potensi pertanian daerah adalah hal yang sangat baik menurut saya,” pungkasnya.