Gapki Lawan Larangan Eropa soal Bisnis Berkelanjutan Sawit

Ilustrasi kelapa sawit. (Pixabay)

Penulis: Tatang Adhiwidharta, Editor: M Kautsar - Selasa, 2 Februari 2021 | 20:40 WIB

SariAgri -  Ketum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), Joko Supriyono, mengajak pemerintah dan pelaku usaha sawit Indonesia untuk mengampanyekan produk sawit sebagai bisnis yang berkelanjutan.

Ajakan ini guna melawan Uni Eropa yang telah menetapkan kebijakan Renewable Energy Directive II (RED lI) yang melarang minyak kelapa sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO) dengan berbagai alasan.

Joko menyatakan, kampanye larangan tersebut mempersulit distribusi produk sawit Indonesia. Karena itu, ia mendorong pelaku usaha untuk membuktikan CPO sebenarnya masih dibutuhkan dunia.

"Kalau kemudian palm oil harus di-take out dari dunia vegetable oil, sebenarnya bagaimana menggantikannya? Jadi kita harus menunjukan pada dunia bahwa pengganti palm oil itu bukan solusi yang sustainable," ujar Joko dalam sesi webinar, Selasa (2/2).

Menurutnya, pemerintah dan pelaku usaha perlu menonjolkan beberapa keunggulan atau kelebihan dari sawit. Joko pun menekankan pemakaian diplomasi ekonomi bahwa sawit bisa menjadi bagian dari sustainability yang saat ini menjadi agenda utama dunia.

"Jadi kita tidak mungkin meng-avoid ini. Mau tidak mau kita harus mengambil ini sebagai bagian dari roadmap kita ke depan, rencana besar kita ke depan. Jadi inilah yang harus jadi tema bagi diplomasi ekonomi kita," paparnya.

Baca Juga: Gapki Lawan Larangan Eropa soal Bisnis Berkelanjutan Sawit
Limbah Padat Sawit Berpotensi Diolah Jadi Bioplastik

Joko pun menggaungkan kampanye dengan menentang keras kampanye Eropa yang menolak penggunaan sawit. Terlebih saat ini sudah banyak produk makanan di beberapa negara yang terbiasa dengan label no palm oil.

"Jadi sebenarnya no palm oil atau banning palm oil sebenarnya bukan solusi. Maka yang harus kita kampanyekan, yang harus kita pakai sebagai pijakan dalam diplomasi ekonomi kita adalah sustainable palm oil," pungkasnya.