Inovasi Teknologi dalam Pertanian Perlu Disesuaikan dengan Kondisi Lahan

Ilustrasi Pertanian Padi. (Unsplash/ Tuân Nguyễn Minh)

Penulis: M Kautsar, Editor: Redaksi Sariagri - Senin, 1 Februari 2021 | 22:00 WIB

SariAgri - Penerapan inovasi teknologi sangat penting dilakukan untuk peningkatan produktivitas usaha tani. Pada skala kecil, yaitu rumah tangga petani, penggunaan inovasi teknologi pertanian diperlukan untuk meningkatkan hasil panen petani.

Dengan begitu, pendapatan petani meningkat dan kondisi ketahanan pangan rumah tangganya semakin kuat.

Ketahanan pangan rumah tangga petani punya ciri ketersediaan pangan yang cukup dalam rumah tengga tersebut. Sesuai Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan bahwa ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya pangan  yang  cukup, baik jumlah maupun mutunya.

Dalam Jurnal Penyuluhan Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat IPB, jenis inovasi teknologi pertanian yang berkembang atau diterapkan petani bergantung pada kondisi agrosistem wilayah setempat. Hal ini terlihat dari penelitan yang dilakukan di dua desa yang berbeda di Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Ada dua desa yang menjadi subyek penelitian. Di Desa Cibeber I, Kecamatan Leuwiliang inovasi teknologi yang diterapkan pada usaha tani padi hanya berupa jajar legowo.

"Desa Cibeber, Kecamatan Leuwiliang lahan yang berbasis pada lahan basah atau sawah, petani banyak  yang menerapkan sistem jajar legowo" ujar Anna Fatchiya, peneliti artikel berjudul Penerapan Inovasi Teknologi Pertanian dan Hubungannya dengan ketahanan Pangan Rumah Tangga Petani.

Berita Pertanian - Baca Juga: Perkenalkan Sorgum, Tanaman Pangan yang Tahan Terhadap Musim Kemarau
Pakar: Benih dengan Postur Tinggi Cocok untuk Lahan Rawa

Kondisi ini berbeda dengan Desa Benteng, Kecamatan Ciampea yang menggunakan sistem tumpang sari dan penggunaan  polybag sebagai media tanam. “Kondisinya berlahan kering sehingga petani menerapkan sistem tumpangsari,” ucap dia.

Dari hasil uji ranking Spearman, menunjukkan bahwa terdapat korelasi antara intensitas  penerapan inovasi teknologi pertanian dengan ketahanan pangan rumah tangga petani di Desa Cibeber I. Salah satu contohnya pada sistem jajar legowo.

Bagi petani yang intensif menerapkan sistem ini memiliki peluang meningkat pendapatannya dari hasil produktivitasnya yang lebih tinggi dan dapat membantu penguatan ketahanan pangan rumah tangganya.

Sedangkan bagi Desa Benteng, inovasi teknologi yang ada tidak berkorelasi dengan ketahanan pangan rumah tangga petani. Artinya, teknologi tersebut belum secara signifikan mampu meningkatkan ketahanan pangan rumah tangga petani.