Ini Upaya Pemerintah OKI Gaet Petani Muda

Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman dan Holtikultura Kabupaten Ogan Komering Ilir, Syahrul. (Sariagri/Romi)

Penulis: M Kautsar, Editor: Redaksi Sariagri - Senin, 1 Februari 2021 | 20:45 WIB

SariAgri - Untuk mengoptimalkan program pembangunan pertanian, pemerintah Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman dan Holtikultura (KPTH) Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) Sumatera Selatan saat ini tengah fokus untuk melakukan pembinaan para generasi muda untuk bertani.

“Kita juga tengah berupaya bagaimana untuk menarik minat para generasi muda untuk bertani karena berdasarkan data nasional petani muda di Indonesia hanya berkisar 1 persen. Ini akan menjadi ancaman serius untuk ketahanan pangan nasional untuk itu kita berupaya untuk menggaet para pemuda untuk mencintai pertanian dan memberikan pemahaman bahwa dengan Bertani juga bisa memberikan kesejahteraan bagi mereka,” kata Kepala Dinas KPTH, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Syahrul, kepada Sariagri, Senin (02/01).

Menurutnya, banyak alasan mengapa generasi muda yang enggan terjun ke dunia pertanian. Diantaranya karena penghasilan tenaga kerja di sektor pertanian lebih rendah dibandingkan dengan sektor industri dan jasa.

Selain itu ada faktor rendahnya pengetahuan dan keterampilan dalam menjalankan agribisnis.

Untuk mengatasi kurangnya minat generasi muda terjun di sektor pertanian, pihaknya terus memacu para pemuda tani untuk bergerak ke bidang pertanian modern dengan memanfaatkan teknologi tepat guna.

“Kalau yang dulunya mengelolah tanah dengan cangkul saat ini sudah menggunakan mesin pengelola tanah, dan teknologi pertanian lainnya,” ungkapnya.

Katanya, dengan teknologi tepat guna tersebut sudah hampir 30 persen pemuda di Kabupaten OKI terjun ke pertanian.

Berita Pertanian - Baca Juga: Perkenalkan Sorgum, Tanaman Pangan yang Tahan Terhadap Musim Kemarau
Pakar: Benih dengan Postur Tinggi Cocok untuk Lahan Rawa

Selain itu, pihaknya juga sudah membentuk kelompok pemuda tani di 18 Kecamatan yang ada di daerah tersebut yang memang konsen untuk bergerak membantu para petani yang ada di pedesaan khusus untuk anak-anak petani yang putus sekolah dan ada juga sarjana pertanian yang mengabdikan dirinya untuk pertanian.

“Bahkan untuk pendamping penyuluh pertanian saat ini hampir seluruhnya didominasi anak-anak muda,” katanya.

Langkah-langkah yang akan dilakukan untuk menggaet para pemuda ini adalah dengan modernisasi alat-alat pertanian. “Ini adalah tantangan kita untuk memberikan inovasi teknologi yang tepat guna selain itu perlu fasilitasi teknologi tersebut dengan menciptakan bengkel-bengkel alat pertanian ini yang akan kita lakukan. Bagaimana mendorong para pemuda ini bukan hanya di pertaniannya tapi juga diperbengkelan alat pertaniannya,” ucap dia.

Menurutnya, pihaknya juga telah menyiapkan hal ini dengan membentuk Unit Pelayanan Jasa Alat Mesin Pertanian (UPJA) disetiap kecamatan yang nantinya semua bantuan alat mesin pertanian akan disalurkan ke UPJA bukan ke kelompok tani sehingga nanti merekalah yang akan memanen lahan sawah yang ada disekitarnya dengan bayaran yang rendah.

“Di situ mereka bisa berbisnis berapa pendapatan untuk mereka dan berapa mereka saving untuk perawatan mesin pertanian,” ucap dia.

Selain itu, pihaknya juga akan memenuhi apa yang dibutuhkan para pemuda tani ini dengan cara memberikan pelatihan terlebih dahulu kepada para pemuda ini maupun ke provinsi ataupun ke Jakarta.

“Baru-baru ini kita telah mengirim operator hentractor untuk pelatihan ke martapura tujuannya apa? Agar mereka dapat ilmu dan bisa menularkan ke masyarakat petani,” kata dia.