• Home
  • News
  • Pertanian
  • Perikanan
  • Kehutanan
  • Perdagangan
  • Energi
  • Teknologi
  • Agri Channel
  • Podcast
  • Galeri
  • Stories
  • Events
  • Indeks
  • Home
  • News
  • Pertanian
  • Peternakan
  • Perkebunan
  • Pangan
  • Hortikultura
  • Perikanan
  • Kehutanan
  • Perdagangan
  • Energi
  • Teknologi
  • Agri Channel
  • Poscast
  • Galeri
  • Stories
  • Events
  • Indeks
  • Home
  • Pertanian

Mengenal Masanobu Fukuoka, Pelopor Pertanian Alami yang Mendunia

sariagri.id - Rabu, 27 Januari 2021 | 20:30 WIB

sejarah pertanian, pertanian alami, pertanian berita pertanian, berita tentang pertanian, berita pertanian terkini, berita pertanian terbaru, berita pertanian online

Ilustrasi - Pertanian di Japang (Pixabay)
Ilustrasi - Pertanian di Japang (Pixabay)

Berita Pertanian - Pertanian alami adalah praktik bertani yang mengandalkan kinerja alam dengan mengikuti siklusnya.

Penulis: Dwi Rachmawati, Editor: Arif Sodhiq

SariAgri - Pertanian alami adalah praktik bertani yang mengandalkan kinerja alam dengan mengikuti siklusnya. Artinya praktik pertanian tanpa menambahkan bahan kimia apapun, tanpa pengolahan tanah dan bertani di antara gulma.

Masanobu Fukuoka dari Jepang merupakan pelopor pertanian alami yang mendunia. Fukuoka menjadi tokoh yang sangat berpengaruh terhadap pengembangan praktik pertanian berkelanjutan hingga saat ini.

Dilansir The Japan Times, Fukuoka meninggal di usia 95 tahun di kediamannya di Iyo, Prefektur Ehime pada tahun 2008. Fukuoka telah mengabdikan hidupnya untuk pertanian alami dan berkontribusi besar dalam bidang pertanian negara berkembang di Asia dan Afrika.

Baca Juga: Teknologi Pertanian Pintar Dikembangkan untuk Tekan Biaya Produksi
Tren Tanaman Hias Janda Bolong Diprediksi Tak Akan Lama

Dia menulis sebuah buku berjudul ‘Revolusi Sebatang Jerami’ yang sangat fenomenal. Buku itu telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, Korea, Thailand, Indonesia dan bahasa lainnya. Seumur hidupnya dia telah menerima Penghargaan Deshikottam, penghargaan paling bergengsi di India dan penghargaan Ramon Magsaysay di Filipina untuk layanan publik. Kedua penghargaan tersebut diterimanya pada tahun 1988.

Fukuoka pernah mengenyam pendidikan di sebuah perguruan tinggi pertanian di Prefektur Gifu. Dia pernah bekerja di kantor bea cukai dan karantina di Yokohama serta di sebuah laboratorium pertanian di Prefektur Kochi.

Dalam bukunya ‘Revolusi Sebatang Jerami’, Fukuoka mengalami sakit yang membuat dirinya memutuskan kembali ke desa asalnya di Prefektur Ehime. Setelah kembali ke desanya, dia memutuskan bercocok tanam secara alami di lahan milik ayahnya. Bahkan praktik pertanian alami yang dilakukannya telah melampaui praktik pertanian organik.

Selama lebih dari 40 tahun dia mempraktikan pertanian alami dengan menanam padi, gandum dan tanaman lain tanpa pengolahan lahan, tanpa menyiangi gulma dan tanpa pemberian penggunaan bahan kimia.

Selama bertahun-tahun dia bertani dengan mengikuti siklus alam hingga menghasilkan panen yang dapat menyaingi hasil sistem pertanian konvensional. Selain itu, Fukuoka dapat hidup lebih sehat dan lahan yang dimilikinya semakin lama semakin subur karena praktik pertanian alami yang dilakukan selama puluhan tahun.

Ini menjadi bukti nyata keberhasilan praktik pertanian alami yang diterapkannya sehingga banyak pihak dari berbagai negara belajar mempraktikannya.

Semasa hidupnya, Fukuoka menerapkan prinsip alami dalam kehidupan kesehariannya. Meski begitu praktik pertanian alami yang diterapkannya tidak lepas dari pemikiran filosofisnya terkait hubungan antara alam, manusia dan pangan.

Fukuoka sepeti dikutip Permaculture Research Institute memberikan analisis mendalam tentang bagaimana negara berkembang pasca kolonial kehilangan keanekaragaman hayati dan swasembada petani seperti yang terjadi di Afrika Timur.

Menurut dia penerapan sistem monokultur peninggalan kolonial dapat mematikan hutan dan varietas asli seperti jenis serealia, buah dan sayuran. Pada akhirnya, menurut Fukuoka akan menempatkan petani pada posisi tanpa akses ke benih yang diperlukan untuk mencapai swasembada dasar.

Keadaan tersebut diperparah dengan fakta bahwa negara-negara pasca kolonial cenderung mempromosikan penanaman uang tunai dan urbanisasi dengan mengorbankan swasembada pedesaan.

SHARE

  • LINE

TOPICS

  • Pertanian
  • Pangan

COMMENTS

Lainnya

  • Menyulap sampah menjadi karya seni. (Sariagri/Yani)

    News 13 menit lalu

    Keren, Kakek 70 Tahun Ini Menyulap Sampah Jadi Karya Seni Menakjubkan

  • Triumph, koala yang mendapat bantuan kaki palsu. (dw.com)

    Peternakan 1 jam lalu

    Triumph, Koala yang Gembira Dapat Bantuan Kaki Palsu

  • Kue berbentuk tanaman monstera. (thespurce)

    Pangan 2 jam lalu

    Mirip Banget, Kue Berbentuk Tanaman Hias Ini Bikin Kamu Gak Tega Makannya

  • Ikan Tuna. (Dok. KKP)

    Perikanan 3 jam lalu

    Tips dan Trik Mengetahui Ciri-ciri Ikan Segar Layak Konsumsi

  • Ilustrasi kelapa sawit. (Pixabay)

    Perkebunan 4 jam lalu

    Industri Sawit Topang Ekonomi Riau di Tengah Pandemi COVID-19

  • Ilustrasi jambu bol. (Foter)

    Hortikultura 5 jam lalu

    Jambu Bol, Si Merah Merona yang Kaya Vitamin dan Mineral

  • Cabai rawit domba di Pasar Induk Pasirhayam Cianjur, Jawa Barat. (Antara)

    Perdagangan 6 jam lalu

    Melambung Tinggi, Harga Cabai Rawit Domba di Cianjur Capai Rp110 Ribu

  • Ilustrasi sampah plastik (Pixabay)

    Teknologi 7 jam lalu

    Bandung Akan Gunakan Metode Pirolisis untuk Olah Sampah

  • Ilustrasi buah ciplukan (Foto: Pixabay)

    Hortikultura 14 jam lalu

    Hidup di Alam Bebas, Ini 5 Buah Liar yang Aman Dikonsumsi

  • Viral cara unik tangkap durian. (YouTube/Ruang EsDe)

    Hortikultura 15 jam lalu

    Tak Biasa, Cara Pria Ini Tangkap Durian Bikin Ngilu

banner-sariagri.id

Top News

  • Tembakau Berkualitas dari Petani Lereng Gunung Sinabung
  • 5 Tips Memasak Ikan agar Nutrisinya Tidak Hilang
  • Kaya Manfaat, Begini 6 Cara Budi daya Tomat
  • Aneh dan Unik, Ini 7 Tanaman yang Layaknya dari 'Dunia Lain'
  • Agar Produksi Maksimal, Kenali 6 Cara Teknik Budidaya Tembakau
  • Tak Perlu Repot, Begini Cara Mudah Mengukur pH Tanah dengan Kunyit
  • Dua Pelabuhan Perikanan Diproyeksikan Terapkan Eco Fishing Port
  • Hati-hati, Minum Kopi Berlebihan Bisa Pengaruhi Struktur Otak
  • Wow! Sederet Selebriti Dunia Ini Punya Peternakan dan Lahan Pertanian
  • Begini Kata Peneliti Soal Viralnya Ikan Hiu Berwajah Manusia
banner-sariagri.id

TRENDING TAG

  • #Pertanian
  • #Agribisnis
  • #Peternakan
  • #Perikanan
  • #Perkebunan
banner-sariagri.id
logo-sariagri.id

FOLLOW US

app-store-sariagri.id google-apps-sariagri.id

Tentang Kami Syarat & Ketentuan Disclaimer Pedoman Media Siber Karier Hubungi Kami

KATEGORI

  • Home
  • Pertanian
  • Perikanan
  • Kehutanan
  • Perdagangan
  • Energi
  • Teknologi
  • Agri Channel
  • Podcast
  • Galeri

INFORMASI

  • Tentang Kami
  • Syarat & Ketentuan
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Karier
  • Hubungi Kami

© 2021 - Sariagri, All right reserved | page rendered in 0.1107