Berita Pertanian - Program Riset dan Inovasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi masuk ke dalam 5 Program Kerja Kementan 2021 untuk mempercepat pemulihan ekonomi.
SariAgri - Program Riset dan Inovasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi masuk ke dalam lima Program Kerja Kementerian Pertanian 2021 untuk mempercepat pemulihan ekonomi dan reformasi sosial di tahun 2021. Empat program lainnya yaitu Program Ketersediaan, Akses dan Konsumsi Pangan Berkualitas, Program Nilai Tambah dan Daya Saing Industri, Program Pendidikan dan Pelatihan Vokasi dan Program Dukungan Manajemen.
“Dengan berpatokan pada lima program tersebut dan memperhatikan adanya refocusing dan realokasi belanja APBN Kementerian Pertanian tahun 2021, Kementerian Pertanian tetap harus menjalankan tugas utama menyediakan pangan bagi seluruh penduduk,” ujar Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.
Sementara pendekatan pelaksanaan kegiatan Kementan dikategorikan menjadi kegiatan utama dan kegiatan pendukung. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) bertanggung jawab mendukung kegiatan utama melalui penguatan riset dan inovasi teknologi pertanian seperti akselerasi pemanfaatan teknologi inovasi pertanian melalui penguatan kapasitas riset di daerah, penelitian/perakitan/pemurnian varietas tanaman dan galur ternak unggul, dan hilirisasi inovasi.
“Dalam melaksanakan program dan kegiatan tahun 2021, kegiatan Kementerian Pertanian adalah tetap fokus penyediaan pangan bagi penduduk Indonesia dan diikuti peningkatan daya saing pertanian agar dapat mengisi pasar ekspor,” kata Mentan.
Baca Juga: Teknologi Pertanian Pintar Dikembangkan untuk Tekan Biaya Produksi
10 Provinsi Penghasil Beras Terbesar di Indonesia - Berita Pangan
Anggota Komisi IV dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN)
Slamet Ariyadi menyarankan untuk mendukung pengembangan riset di bidang pertanian, Kementan perlu menggandeng perguruan tinggi. Sementara anggota Komisi IV DPR dari Fraksi Gerindra, Endang S. Thohari menginginkan riset untuk menjawab permasalahan pangan seperti impor daging sapi.
“Kami meminta Pak Menteri dan jajarannya meningkatkan produksi sapi lokal. Pengembangan breeding sapi potong dan penggemukan sapi potong sekaligus mengurangi ketergantungan impor dan ini sebenarnya sudah dilakukan oleh Balai Penelitian Peternakan yang ada di Ciawi,” katanya.
Kepala Balitbangtan Fadjry Djufry mengatakan pihaknya telah menyiapkan berbagai inovasi teknologi dan rekomendasi hasil kajian guna mendukung program Kementerian Pertanian.
“Seperti yang telah kita lakukan di area food estate, kami mengaplikasikan teknologi RAISA atau Rawa Intensif, Super dan Aktual. Teknologi ini mampu meningkatkan produktivitas padi menjadi 5-6 ton per ha, dari sebelumnya 2-4 ton per ha,” ungkapnya.
Paket teknologi RAISA meliputi penggunaan varietas unggul baru spesifik lahan rawa, pengelolaan/tata air mikro dan pemanfaatan pembenah tanah. Kemudian pemupukan spesifik berdasarkan Perangkat Uji Tanah Rawa (PUTR), pengendalian hama dan penyakit secara terpadu, serta mekanisasi pertanian.