Berita pertanian - Benih padi Bongong merpakan varietas unggulan.
SariAgri - Kabupaten Indramayu merupakan salah satu daerah lumbung padi di Provinsi Jawa Barat. Hal ini tidak terlepas dari usaha para petani di Indramayu yang terus meningkatkan produktivitas padi setiap tahunnya.
Selain meningkatkan produksi padi, petani di Indramayu juga terus berinovasi. Salah satunya seperti yang dilakukan oleh Joharipin. Petani asal Desa Jengkok, Kabupaten Indramayu ini, berhasil menciptakan 10 varietas benih padi baru.
Joharipin sendiri sudah melakukan riset dan penelitian sejak tahun 2004. Hasilnya, dia dapat menciptakan 10 varietas benih padi baru menggunakan metodenya yang ia temukan. Metode tersebut, dinamakan 'Metode Johar'.
"Mulai riset dari tahun 2004. Kami melakukan kegiatan pemuliaan benih melalui kawin silang. Kami juga melakukan proses seleksi. Ada 10 varietas benih padi. Sebenarnya lebih, tapi kami masih proses," kata Johar, Rabu (13/1).
Dia melanjutkan, untuk 10 varietas benih padi baru ini terdiri dari benih padi Darma Ayu 1 sampai 3, benih padi Majapahit 1 sampai 2, dan benih padi Bongong 1 sampai 5.
Menurutnya, benih padi Bongong adalah varietas unggulan. Benih tersebut tercipta dari perkawinan silang antara benih padi variegas Kebo dengan benih padi verietas lokal, yakni Longong.
Adapun keunggulan yang dimiliki benih padi varietas Bongong yaitu, cocok ditanam untuk daerah bersuhu panas seperti di Indramayu, dan nasi yang dihasilkan sangat pulen.
Joharipin mengaku varietas Bongong ini mengadopsi ciri genetik dari indukannya. Ia sengaja menyatukan kelebihan dan kekurangan yang dimiliki indukan awalnya yakni varietas Kebo dengan Longong, sampai tercipta varietas Bongong.
"Kita kemudian seleksi sehingga mendapat benih baru yakni Bongong. Sehingga, petani bisa memilih varietas mana yang sesuai dengan idaman mereka," jelas Joharipin.
Dia menyebut, hal serupa juga diterapkan saat ia menciptakan benih varietas baru Darma Ayu dan Majapahit. Ia menilai, benih varietas baru ini memiliki ketahanan terhadap serangan hama. Sehingga, petani tidak terlalu sering menggunakan pestisida.
Joharipin mengaku, salah satu tujuannya membuat varietas baru ini adalah untuk menyelamatkan lingkungan. Sebab, kata dia, penggunaan zat kimia yang terlalu berlebihan dapat merusak kesuburan tanah.
"Tanah kita sudah sakit sejak zaman orde baru dulu karena selalu menggunakan zat kimia. Menyembuhkan tanah itu tidak semudah membalikan telapak tangan," pungkas dia.