Berita pertanian - Edukasi ke para petani juga penting ditingkatkan apalagi soal penggunaan pupuk.
SariAgri - Menyikapi terjadinya kelangkaan pupuk subsidi yang terjadi sejak 2 bulan terakhir, pemerintah Kabupaten Lombok Barat kembali memperketat pengawasan pupul. Pengawasan juga untuk mencegah terjadinya permainan harga dan mengontrol penyaluran pupuk agar tepat sasaran.
Bupati Kabupaten Lombok Barat, Fauzan Khalid mengimbau agar tim organisasi perangkat daerah dapat melibatkan petugas kepolisian untuk memperketat pengawasan pupuk.
“Saya sudah koordinasi dengan para dinas terkait agar mereka melibatkan petugas kepolisian dalam hal pengawasan, terkait dengan kemungkinan ada penjual pupuk yang memainkan harga,” kata Fauzan.
Menurut Fauzan, hal tersebut penting untuk menghindari kelangkaan pupuk dan indikasi permainan harga. Tak hanya itu, Fauzan juga menegaskan agar para petani diberikan edukasi untuk penggunaan pupuk subsidi.
Pasalnya, kekurangan stok pupuk sering kali terjadi akibat penggunaan pupuk dari kalangan petani yang cenderung sporadik atau tidak menentu.
“Edukasi ke para petani ini juga penting ditingkatkan apalagi soal penggunaan pupuk,” imbuhnya.
Berdasarkan data Dinas Pertanian Lombok Barat, alokasi pupuk pertama di tahun ini, yaitui pupuk jenis urea sebesar 7.375 ton, pupuk SP36 50 ton, pupuk ZA 894 ton, dan pupuk NPK sebesar 39 ton.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lombok Barat, Muhur Zohri mengatakan, pihaknya telah memiliki Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KP3) yang beranggotakan pihak kepolisian. Melalui lembaga bentukan pemerintah itulah, pihaknya kedepan akan meningkatkan pengawasan.
“Saya kira ini penting sekali untuk pengawasan dan itu sebetulnya sudah kita lakukan melalui KP3 dan melibatkan kepolisian juga, tetapi kedepannya kita pikir juga harus ditingkatkan lagi pengawasannya,” kata Muhur.
Muhur mengatakan, selain akan meningkatkan pengawasan pihaknya juga berjanji akan lebih serius memberikan edukasi kepada para petani untuk bijak dalam menggunakan pupuk. Pasalnya, minimnya pengetahuan petani terhadap kebutuhan pupuk untuk lahan mereka membuat penggunaan pupuk menjadi tidak menentu.
“Ke depan kita juga akan meningkatkan penyuluhan dan pemberian pengetahuan kepada para petani agar meereka bisa lebih bijak menggunakan pupuk,” ujar dia.