Kemendes PDTT Dukung Pengembangan Pertanian Melalui SDGs Desa

Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar. (Kementeria Desa PDTT)

Penulis: Arif Sodhiq, Editor: Redaksi Sariagri - Kamis, 3 Desember 2020 | 15:30 WIB

SariAgri - Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) mendukung kegiatan pertanian, perikanan dan kehutanan yang diselenggarakan masyarakat desa melalui program SDGs (Sustainable Development Goals) Desa.

Berbagai upaya telah dilakukan kemendes pdtt untuk mendukung pengembangan pertanian di desa diantaranya memberikan fasilitas untuk mempermudah dan memperluas pemasaran produk pertanian, meningkatkan kapasitas petani dan kualitas komoditas sehingga bisa diekspor.

“Kerja sama dilakukan dengan berbagai start-up untuk pelatihan masyarakat tani, pendampingan tani di lapangan dan pengembangan komoditas ekspor seperti vanili dari Alor, kopra putih dari Buton Utara, produk perikanan di Lampung dan Kaltim melalui pelabuhan di Jakarta,” ujar Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar kepada SariAgri.id, Kamis (3/12/2020).

Menurut Mendes PDTT, petani adalah warga dominan di desa yang wajib diberikan upaya untuk mensejahterakan kehidupannya.

“Sejak Juli 2020 Padat Karya Tunai Desa (PKDT) dialihkan dari penekanan kepada infrastruktur produktif menjadi usaha ekonomi produktif, terutama dalam bentuk usaha-usaha pertanian. PKDT sekarang digunakan untuk mengelola lahan kosong untuk usaha bagi hasil di bidang peternakan, perikanan, wisata agro, dan usaha pasca panen,” jelasnya.

Sesuai dengan SDGs Desa, pertumbuhan ekonomi yang merata membutuhkan peningkatan kesejahteraan petani dan pengembangan usaha tani. Para petani dianjurkan berkelompok, bekerja sama untuk menjadi produktif dengan BUMDes dan mendapat dukungan dari dana desa.

Berita Pertanian - Baca Juga: Teknologi Pertanian Pintar Dikembangkan untuk Tekan Biaya Produksi
Ini Fungsi Fosfor Bagi Pertumbuhan Tanaman

Selain itu, Abdul Halim menjelaskan proporsi dana desa yang dialokasikan untuk pengembangan pertanian sejak tahun 2019 yaitu 0,22 persen. Sedangkan yang terbesar untuk infrastruktur jalan dan jembatan sebesar 69,11 persen, sektor perikanan 19,37 persen dan peternakan 0,73 persen.

“Litbang kementan mencatat bahwa infrastruktur transportasi yang terbangun berperan positif meningkatkan produksi pertanian hingga 24 persen dan meningkatkan pendapatan petani hingga 1,68 kali lipat,” katanya.

Baca Juga: Kemendes PDTT Dukung Pengembangan Pertanian Melalui SDGs Desa
Komisi IV DPR: Balitbangtan Harus Fokus Kembangkan Bibit Padi dan Jagung

Sementara penelitian Perhimpunan Perguruan Tinggi yang Berminat ke Desa (Pertides) di 33 provinsi juga menunjukkan infrastruktur dapat memperlancar usaha dan pengembangan pertanian hingga meningkatkan keterampilan petani.

“Seluruh pengalokasian dana desa diputuskan sendiri oleh desa dalam wujud musyawarah desa. Penyalurannya untuk kegiatan usaha dilakukan secara swakelola atau melalui BUMDes,” pungkasnya.(Dwi Rachmawati)

Berita Pertanian - Mengapa Petani Indonesia Miskin