Cerita Emak-emak di Bogor Harumkan Desa Lewat Pertanian - Berita Pertanian

Berita pertanian - Para perempuan Komunitas Wanita Tani (KWT) Manunggal (Foto: Sariagri/Yudi Asmaraloka)

Penulis: M Kautsar, Editor: Redaksi Sariagri - Selasa, 20 Oktober 2020 | 10:32 WIB

SariAgri - Selain kekayaan sumber daya alam, ternyata ada sisi lain potensi yang ada di Desa Pasir Buncir, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor. Adalah Komunitas Wanita Tani (KWT) Manunggal yang terdiri dari tangan terampil para Srikandi, yang memberikan sumbangsih nyata kepada lingkungan sekitar. 

Dengan memanfaatkan lahan kosong seluas 1.500 meter persegi, para ibu-ibu yang dikomandoi Yupi Salpiah ini mampu menghasilkan berbagai produk bibit tanaman dan pupuk kompos. Saat ini ada 40 wanita yang bergabung dalam komunitas ini. 

"Kami membantu para ibu rumah tangga yang di rumah membuat tanaman seperti kompos media tanam bibit bibitan yang kami jual," ujar Yupi, Ketua Komunitas Wanita Tani Manunggal. 

Bukan hanya itu, mereka juga giat mengkampanyekan gerakan menanam di berbagai instansi instansi, serta mau berbagi ilmu kepada orang orang mau belajar. Salah satu intansi yang belajar ke kelompok ini adalah ibu-ibu Bhayangkari SPN Lido 

"Kita datang membuat kebun kesana jadi ada timbal baliknya, hasil produksi kami dibeli mereka dan ilmu kami disumbangkan," pungkas Yupi. 

Atas dedikasinya ini, emak emak tangguh ini dianugerahi penghargaan sebagai Kelompok Wanita Tani Terbaik se-Kabupaten Bogor dari Pemkab Bogor pada tahun 2019. 

Menurut Kelompok Ketua Wanita Tani Yupi Salpiah, prestasi tersebut merupakan proses panjang perjuangan mereka dalam menekuni bidang ini. Konsistensi dalam menjalankan roda organisasi ini sangat dibutuhkan. 

"Kalau misalnya kita tidak bisa mempertahankan yang lain bisa terbawa. Tapi dengan kegigihan dan semangat kelompok kami bisa tetap berjalan," ujar Yupi 

Namun, seiring berjalannya waktu "buah" konsisten mereka pun telah dinikmati, karena adanya pemasukan pendapatan kepada para anggota yang bergabung dalam kelompok tani ini. 

"Keuntungannya para anggota tidak perlu membeli sayuran, hasil panennya juga kita bantu jual," beber Yupi.

Dia pun meminta agar pemerintah desa setempat bisa menunjang kegiatan KWT ini, karena bisa memberikan sumbangsih kepada lingkungan sekitar. 

"Mudah-mudahan Pemerintah Desa mensuport kami agar bisa berkesinambungan kedepannya,"harap Yupi. (SariAgri/ Yudi Asmaraloka)

Berita Pertanian - Baca Juga: Perkenalkan Sorgum, Tanaman Pangan yang Tahan Terhadap Musim Kemarau
Pakar: Benih dengan Postur Tinggi Cocok untuk Lahan Rawa