Mengintip Kecanggihan Drone di Era Pertanian Modern

Editor: Dera - Senin, 21 September 2020 | 19:30 WIB
SariAgri - Penggunaan drone otomatis semakin populer di pasar internasional selama beberapa tahun terakhir karena membuat pekerjaan petani menjadi lebih mudah dan aman. Penggunaan drone untuk menyemprot bahan kimia telah mengurangi paparan racun yang berbahaya bagi para petani di berbagai negara.
Pandemi Covid-19 turut memicu meningkatnya permintaan drone pertanian karena menurunnya jumlah penggunaan tenaga kerja manusia. Sebelumnya, Amerika Serikat kekurangan tenaga kerja untuk bekerja di lahan pertanian sehingga mereka mengimpor tenaga kerja dari Meksiko untuk mengatasi kekurangan tersebut.
Di perbukitan California yang menjadi rumah bagi 11.462 perkebunan anggur, pesanan drone otomatis telah melonjak pada musim semi ini. Selama bulan Maret dan April di Tiongkok, drone juga digunakan untuk sterilisasi tanaman sehingga pekerjaan di sebagian besar lahan pertanian telah selesai.
Melansir dari cgtn, para insinyur dan ilmuwan dari tujuh negara tengah bekerja sama untuk menyempurnakan teknologi drone agar memiliki kemampuan yang lebih andal dalam hal penglihatan, kontrol otomatis, kecerdasan buatan dan perlindungan tanaman.
Selain lebih aman bagi petani, drone juga memiliki sistem otomatis yang membuatnya mudah digunakan, bahkan ketika hilang. Drone dapat menemukan jalan sendiri untuk pulang dengan penglihatan dan sensornya, sehingga dapat mendarat dengan aman dan tepat di tempatnya lepas landas.
Sekadar informasi, dalam setiap tahun, sekitar 200.000 orang di seluruh dunia meninggal akibat keracunan pestisida banyak petani yang menyemprotkan pestisida secara langsung.
Paparan racun pestisida diketahui dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan, seperti kanker, kemandulan, cacat lahir, dan gangguan saraf. Hingga saat ini belum ada solusi untuk mengatasi masalah tersebut, keracunan akibat pestisida pun masih menjadi teka-teki bagi para petani di seluruh dunia.
Oleh karena itu, para ilmuwan dan ahli teknologi mulai menerapkan robot otomatis untuk pertanian, termasuk penggunaan pesawat tanpa awak atau drone. Tak hanya mencegah dari paparan pestisida, drone juga digunakan untuk melakukan penyemprotan di daerah yang sulit dilakukan dengan cara konvensional.
Kementerian Sumber Daya Alam Tiongkok mengatakan bahwa negaranya memiliki sekitar 134 juta hektar lahan subur, dengan 66 persen di antaranya tersebar di daerah perbukitan, pegunungan, dan dataran tinggi.
Baca Juga: Mengintip Kecanggihan Drone di Era Pertanian ModernPenggunaan Drone Pertanian Kian Populer
Salah satu contohnya adalah perkebunan pinang di Hainan, yang menyumbang sekitar 95 persen dari panen di Tiongkok. Para petani di wilayah itu harus memegang tiang setinggi 10 meter untuk menyemprotkan pestisida ke kacang yang digantung tinggi. Bahan kimia akan mengalir turun yang berisiko membuat petani terkena efek racun. Semakin curam lereng tersebut, semakin berbahaya bagi petani untuk menyemprotkan pestisida ke tanaman mereka.
Hal tersebut membuktikan jika penggunaan drone dalam era pertanian modern sangat berperan, karena bisa memudahkan pekerjaan petani sekaligus melindungi petani dari paparan pestisida yang bisa membahayakan kesehatan. (Sariagri/Suparjo)