Tim KKN IPB University Angkat Produk Lokal Batang Menjadi Sayur Mall

Tampilan akun Instagram Sambatofficial.id (Foto: Instagram)

Penulis: M Kautsar, Editor: Rojes Saragih - Rabu, 5 Agustus 2020 | 20:00 WIB

SariAgri - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN-T)  Institut pertanian Bogor (IPB) Univeristy di Kecamatan Bawang, Kabupaten Batang, Jawa Tengah mengembangkan program untuk mengangkat potensi petani lokal.

Tim KKN yang diketuai Danny Bagus Wibowo itu menyusun strategi pemasaran produk pertanian secara online untuk meningkatkan pendapatan petani.

Tim KKN ini menamai programnya Sayur Mall Batang (Sambat). Program ini diharapkan menjadi solusi dalam menutupi kerugian petani.

Sayur Mall Batang merupakan terobosan baru hasil kerjasama dipromosikan melalui akun Instagram @sambatofficial.id.  Produk pertanian dari petani dapat dipesan melalui kontak hatsapp bisnis.

Peluncuran Samba telah dilakukan pada 28 Juli 2020. Bersama dengan pembukaan, dimulai dengan pre-order pertama dan program ini sudah mendapatkan sekitar 1.05 kuintal pesanan.

Program ini bermitra dengan 11 petani Kecamatan Bawang. Total, ada 19 komoditas yang akan dipasarkan.

Respons positif pun berdatangan dari puluhan konsumen, baik dari skala rumah tangga maupun industri.

“Sekarang kita sedang menjalankan sistem awal. Semoga program kami dapat berkembang sedikit demi sedikit, sehingga dapat mengangkat produk pertanian lokal dan memperbaiki kualitas hidup petani.  Harapannya, Sayur Mall Batang dapat dikenal di kalangan masyarakat kabupaten Batang dan khalayak luas,” kata Danny Bagus dilaporkan laman ipb University.

Kecamatan bawang dinilai sangat potensial untuk komoditas hortikultura. Sebab, wilayah itu memiliki kisaran ketinggian antara 800 - 1500 mdpl. 

Komoditas hortikultura yang diamati oleh tim KKN IPB University yaitu kentang varietas granola dan bawang putih varietas lumbu hijau. Kentang yang sudah dipanen selanjutnya akan dilakukan pengelompokan berdasarkan besar umbinya sedangkan bawang putih yang dipanen akan digunakan untuk pembenihan.

Salah seorang petani, Nasrullah mengatakan kegiatan sehari-hari petani desa Sigemplong yaitu mengolah ladang, menanam bibit serta merawatnya hingga masa panen. Setelah proses panen, produk pertanian langsung diangkut oleh pengepul untuk dilakukan tahap pemilahan hingga pemasaran.

“Kami ingin petani mendapatkan penghasilan yang lebih pasti. Kondisi permintaan konsumen yang menurun di era sekarang ini dapat membuat harga turun drastis,” tutur Nasrullah.