Cara Budidaya Alfalfa, Pakan Hijauan Bergizi Tinggi

Ilustrasi alfalfa (Foto: Pixabay)

Editor: M Kautsar - Jumat, 31 Juli 2020 | 20:00 WIB

SariAgri - Para peternak kini punya alternatif lain untuk sediaan pakan hijauan bagi ternak ruminansia mereka, namanya rumput alfalfa. 

Rumput alfalfa dikenal dengan nama ilmiah Medicago sativa.

Rumput ini merupakan spesies tanaman berbunga dalam keluarga Fabaceae. Dia juga dikenal sebagai Lucerne.

Rumput alfalfa berasal dari dari wilayah Timur Dekat dan Asia Tengah. Rumput ini kemudian dikenalkan ke Eropa, Afrika Tengah, Cina, Amerika Utara, dan Amerika Selatan.

Alfalfa kaya protein, kalsium, dan mineral lainnya, seperti, vitamin B, vitamin C, vitamin D, vitamin E, dan vitamin K. Rumput kering alfalfa yang dijemur juga merupakan sumber vitamin D, vitamin D2 dan vitamin D3.

Mengutip laman Kementerian Pertanian, alfalfa juga memiliki bintil (nodul) akar yang mengandung bakteri Rhizobium meliloti. Bakteri ini mampu mengikat nitrogen. Hal inilah yang membuat alfalfa dapat dijadikan pakan ternak dengan kandungan protein tinggi, tergantung pada ketersediaan nitrogen di dalam tanah.

Tanaman ini memiliki ciri berakar tunggang. Batang menyelusur tegak dari dasar kayu dan tingginya berkisar 30-120 centimeter, serta daun tersusun tiga. Tangkai daun berbulu dan berukuran 5-30 milimeter. Kedalaman akar alfalfa dapat mencapai 2-4 meter. Tumbuhan ini mampu hidup hingga 30 tahun, bergantung dari keadaan lingkungan.

Untuk melakukan budidaya alfalfa, kondisi tanah yang harus diperhatikan adalah pH (tingkat keasaman) tanah berkisar 6,3-7,5. Dengan kandungan garam dalam tanah tidak boleh terlalu tinggi.

Selama masa aktif pertumbuhannya, alfalfa tidak membutuhkan tanah yang basah. Musim penanaman alfalfa biasanya berlangsung pada peralihan antara musim semi ke musim gugur, namun pertumbuhan utama terjadi pada akhir musim semi atau awal musim panas.

Tumbuhan ini memerlukan waktu penyinaran yang panjang. Perkebangan perbungaan dari setiap kultivar alfalfa dapat berbeda satu sama lain karena lama penyinaran yang diperlukan juga berbeda.

Baca Juga: Cara Budidaya Alfalfa, Pakan Hijauan Bergizi Tinggi
Alfalfa, Alternatif Pakan Hijaun Bergizi Tinggi

Tanaman alfalfa lebih tahan terhadap kekeringan bila dibandingkan tanaman kacang-kacangan lainnya karena akarnya panjang dan memiliki kemampuan melakukan dormansi (tidak aktif) saat musim kemarau yang parah. Saat mencapai kelembaban tertentu, alfalfa dorman dapat kembali aktif.

Dengan pemberian irigasi, tanaman alfalfa dapat memproduksi 25-27 ton per hektar kadar kering pada tahun pertama dan turun hingga 8-15 ton per tahun pada tahun ketiga. Produksi tersebut bergantung pada densitas tanaman, tingkat resistensi hama dan penyakit, aktivitas di musim dingin, dan hujan yang memengaruhi kelembaban tanah. (Sariagri.id/Marthin)