Tips Mengatur Pencahayaan untuk Tanaman Hidroponik dalam Ruangan

Penulis: M Kautsar, Editor: Redaksi Sariagri - Jumat, 31 Juli 2020 | 11:00 WIB
Berita Pertanian - Tanaman menggunakan sinar matahari untuk tumbuh. Oleh karena itu, kita biasanya menanam tanaman di luar ruangan.
Dalam sistem pertanian hidroponik di dalam ruangan, peran sinar matahari dapat digantikan lampu. Ada banyak pilihan lampu yang bisa kamu gunakan. Berikut ini tips untuk menentukan lampu hidroponik dikutip dari Agritechtomorrow.
Pilih tanamanmu
Merencanakan tanaman yang akan ditanam lebih memudahkanmu untuk memilih jenis lampu yang dibutuhkan. Kamu perlu mengetahui jenis dan berapa banyak tanaman yang akan ditanam untuk mengetahui berapa banyak dan pencahayaan apa yang dibutuhkan.
Jenis tanaman akan mempengaruhi intensitas, spektrum, cakupan, dan jenis bola lampu yang dibutuhkan untuk kebunmu. Sebagai contoh, jika kamu menanam tanaman microgreens, kebutuhan penerangannya akan sangat berbeda jika menanam bunga, karena tanaman memerlukan pencahayaan yang berbeda pada berbagai tahap pertumbuhannya.
Anggaran
Saat merencanakan anggaran, pertimbangkan biaya energi yang kamu inginkan dan jumlah cahaya yang dibutuhkan. Besar watt dari bola lampu yang kamu pilih, akan memengaruhi berapa banyak yang kamu habiskan untuk kebutuhan energi cahaya ini.
Jika kamu memiliki pertanian hidroponik dalam skala kecil mungkin anggarannya tidak akan terlalu besar. Tetapi, untuk petani skala komersial, kamu harus mempertimbangkan pilihan lampu yang efisiens.
Ingat, lampu ini akan menyala setidaknya selama 12 jam per hari. Selain itu, jenis cahaya yang kamu pilih juga akan memengaruhi uang yang kamu keluarkan.
Pilih jenis bolam lampu
Tiga jenis bola lampu yang paling umum untuk tanaman hidroponik adalah neon, LED, dan HID. Lampu pijar tidak ada dalam daftar karena lampu jenis ini mengeluarkan terlalu banyak panas yang dapat membakar dedaunan.
Lampu neon adalah pilihan yang paling terjangkau, dan baik untuk pencahayaan satu atau dua tanaman saja. Namun, lampu neon tidak terlalu efisien karena umur penggunaannya yang lebih pendek.
Lampu LED lebih efisein karena menggunakan setengah dari kebutuhan listrik lampu lainnya, dan bertahan lima kali lebih lama dari lampu fluorescent (lampu TL). LED memiliki cakupan spektrum terbaik, memancarkan sedikit panas, dan sangat efisien.
LED juga hadir dalam pilihan intensitas tinggi yang paling cocok untuk tanaman yang menyukai matahari, seperti rosemary. Namun harga LED lebih mahal daripada fluorescent.
Lampu HID paling sering digunakan pada pertanian hidroponik komersial skala besar. Namun lampu ini membutuhkan peraltan khusus, tetapi dapat dipasang di mana saja. Sinarnya sangat cerah dan lebih panas, mirip dengan cahaya matahari yang terik. Akan tetapi HID adalah opsi yang paling mahal.
Tentukan spectrum
Warna-warni di dalam cahaya disebut sebagai spektrum. Sebagian besar tanaman menggunakan cahaya dari ujung spektrum biru dan merah, dengan sedikit kuning dan hijau.
Cahaya biru sebagian besar digunakan untuk tahap vegetatif untuk membentuk daun dan akar, sedangkan cahaya merah digunakan untuk menghasilkan bunga dan buah.
Lampu untuk tanaman hidroponik ada dua macam spektrum, yakni spektrum yang ditargetkan dan spektrum penuh. Lampu spektrum yang ditargetkan memancarkan warna tertentu, seperti merah atau biru. Lampu jenis ini baik untuk tanaman tertentu yang mementingkan tahap pertumbuhan spesifik.
Sementara lampu spektrum penuh meniru sinar matahari yang lebih alami, dan cocok untuk semua tahap pertumbuhan. Lampu spektrum penuh memancarkan cahaya putih, sehingga lebih mudah dan lebih aman bagi mata manusia.
Namun demikian, beberapa jenis lampu spektrum yang ditargetkan, memiliki sistem sakelar untuk mengubah warna, sehingga dapat digunakan untuk tahapan pertumbuhan yang berbeda.
Jika kamu hanya menanam microgreens misalnya, tidak perlu cahaya spektrum penuh karena tanaman ini membutuhkan lebih banyak cahaya biru untuk tumbuh.
Tentukan intensitas cahaya
Intensitas mengacu pada seberapa banyak cahaya yang benar-benar mencapai tanaman. Intensitas penting karena kamu harus memastikan dapat memberikan jumlah cahaya yang tepat untuk tanaman yang dimiliki di setiap tahap siklus pertumbuhannya.
Semakin tinggi intensitas lampu, maka kamu harus menempatkannya semakin jauh dari tanaman untuk meminimalkan panas yang bisa membakar daun. Ada baiknya berkonsultasi dengan pihak pabrikan untuk menentukan intensitas cahaya yang tepat bagi area cakupan yang Anda inginkan.
Idealnya, diperlukan lampu yang memiliki photosynthetic photon flux density (PPFD) rendah dengan distribusi yang merata. Ini akan memengaruhi jumlah lampu yang dibutuhkan untuk pertanian hidroponik milikmu. PPFD adalah kerapatan rata-rata dari total output cahaya, yang menunjukkan seberapa kuat cahaya menyebar di dalam area tertentu.
Ingatlah intensitas cahaya lebih tinggi di titik pusat dan secara bertahap berkurang saat menjauh dari titik tersebut.
Cari tahu cakupan yang dibutuhkan
Kamu harus menentukan berapa banyak lampu yang harus dibeli. Pertama, ukur luas ruang tumbuh. Biasanya cakupan cahaya yang dibutuhkan adalah 20 hingga 40 watt per kaki persegi.
Lihatlah watt dari salah satu lampu yang kamu miliki dan bagi angka itu dengan 20, itu adalah area terendah dari luasan cakupan bola lampu. Kemudian bagilah watt lampu tadi dengan 40 untuk mendapatkan area tertinggi yang akan dicakupnya.
Baca Juga: Tips Mengatur Pencahayaan untuk Tanaman Hidroponik dalam RuanganBudidaya Jamur Punya Potensi Ekspor Tinggi, Permintaan Terus Meningkat
Misalnya, bola lampu 1.000 watt akan memiliki cakupan cahaya antara 25 dan 50 kaki persegi dari ruang hidroponik milikmu.
Pertimbangkan tinggi dan mobilitas
Kamu harus mengukur jarak yang konsisten antara lampu dengan tanaman saat mereka tumbuh. Dengan kata lain, posisi lampu lebih rendah ketika tanaman masih berupa kecambah, dan kemudian bergerak lebih tinggi saat tanaman dewasa. Posisi ketinggian lampu ini bisa distel secara manual atau menggunakan peralatan yang bekerja otomatis.
(Sariagri.id/Marthin)