Tiga Negara Asia Ini Sektor Pertaniannya Berkembang Pesat

Ilustrasi teknologi bidang pertanian (Pxhere)

Editor: Arif Sodhiq - Kamis, 14 Mei 2020 | 13:31 WIB

SariAgri - Teknologi pertanian terus berkembang dari waktu ke waktu. Bahkan di sejumlah negara, perkembangannya sangat cepat dab sudah menerapkan internet of things untuk meningkatkan produktivitas di sektor pertanian.

Negara yang saat ini sektor pertaniannya berkembang pesat adalah China. Negara yang memiliki jumlah penduduk 1,4 miliar jiwa ini telah mampu memproduksi komoditas pangan untuk mencukupi kebutuhan warganya.

“Di Cina, negara berpenduduk 1,4 M itu bisa memenuhi sendiri kebutuhan pangannya, itu kan luar biasa betul,” ujar mantan Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Siswono Yudhohusodo saat dihubungi SariAgri.id.

Siswono menjelaskan, China memang jauh lebih inovatif di sektor pertanian dibanding negara lainnya. Salah satu keunggulan China adalah penerapan teknologi tepat guna.

“Kalau jujur, China (memang) lebih inovatif. Disana mekanisasi pertanian sudah umum. Sudah nggak ada lagi macul. Panennya pakai harvester, itu udah umum dimana-mana. Keunggulan China adalah teknologi tepat gunanya yang efektif dimanfaatkan petani,” jelasnya.

Negara lainnya yang dinilai Siswono sukses dalam pertanian adalah Thailand. Negara ini telah berhasil mengembangkan bermacam-macam bibit buah-buahan yang sudah mendunia.

“Thailand sangat menonjol dengan pengembangan benih-benih. Demikian hebatnya, sampai disini kalau ada pepaya besar, disebut pepaya Bangkok, semua yang serba bangkok lebih bagus, lebih besar, kebih manis. Jadi mereka mengembangkan benihnya bagus sekali. Mereka memiliki tempat riset sendiri untuk bibit,” kata Siswono.

Sektor pertanian di Vietnam, lanjut Siswono, belakangan ini juga sering menjadi perbincangan. Vietnam dikenal menonjol dari aspek produktivitas karena petaninya sangat rajin dan tekun.

“Vietnam, lebih menonjol dari aspek produktivitas karena petani-petani Vietnam rajinnya luar biasa, tekun. Vietnam itu belajar menanam kopi di Indonesia, sekarang produktivitas kopi Vietnam udah 100% atau dua kali Indonesia,” katanya.

Neski demikian, Siswono menyebut Indonesia juga memiliki beberapa komoditas pangan unggul di kancah internasional. Salah satunya kelapa sawit yang saat ini menduduki posisi teratas dalam hal produktivitas di dunia.

Selain itu, pfroduksi kopi dan cokelat Indonesia telah menduduki posisi ketiga di dunia. Produksi padi lokal juga berada di posisi ketiga setelah Cina dan India.

“Kalau kita cukup sukses dalam pertanian di level nasional secara keseluruhan. Ambil contohnya, kelapa sawit kita produksi terbesar di dunia. Karet, kita nomor dua setelah Thailand. Kopi kita nomor tiga sama kayak coklat. Padi kita nomor tiga setelah China dan India,” paparnya.

Baca Juga: Tiga Negara Asia Ini Sektor Pertaniannya Berkembang Pesat
Kisah Petani Jakarta Tetap Tanam Padi di Sawah di Antara Gedung Bertingkat

Hanya saja, lanjut dia, jumlah padi yang melimpah belum dapat mememuhi kebutuhan penduduk Indonesia yang sudah mencapai 270 juta jiwa.

“Masalahnya penduduk kita 270 juta sehingga barang yang kita produksi nggak cukup untuk bangsa kita sendiri. Sehingga, membuka area penanaman baru yang luas di luar Pulau Jawa itu memang harus dilakukan. Kalau nggak, nggak akan cukup,” pungkasnya. (Istihanah Soejoethi)