Ditanya Presiden Soal Stok Beras dan Puncak Panen, Ini Jawaban Mentan

Presiden Jokowi bersama Mentan Syahrul tinjau lokasi food estate Jateng. (Dok. Kementan)

Editor: Dera - Jumat, 17 Februari 2023 | 19:00 WIB

Sariagri - Harga beras di Tanah Air hingga kini masih terus bergejolak. Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun memerintahkan jajarannya untuk segera mengendalikan harga beras agar tidak membebani masyarakat. 

Menanggapi hal tersebut, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengaku akan fokus menangani masalah ketersediaan beras. Namun soal harga, pihaknya akan mengembalikan kepada para pelaku perdagangan. Dirinya juga berharap harga beras tidak terlalu turun agar petani tidak merugi. 

"Inilah yang perlu kami normalisasi atau normatifkan semua pihak untuk semua bisa melakukan (pengendalian harga beras)," ungkap Syahrul saat bertemu Presiden Jokowi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (17/02/2023).

Dirinya meyakini jika cadangan beras pemerintah (CBP) 2023 akan terpenuhi, lantaran sudah memasuki panen raya. 

“Bapak Presiden mengatakan, kapan puncak panen? ya di sekitar awal-awal minggu pertama, minggu kedua Maret itu mulai masuk pada puncak panen yang ada, dan tentu kita berharap ya serapan ini bisa secara maksimal dilakukan oleh kepentingan-kepentingan konsumen kita,” ungkap Syahrul saat ditanya Presiden. 

“Februari sampai Maret 2023 ini proses-proses panen raya sudah berlangsung di semua daerah,” sambungnya. 

Syahrul juga optimis produktivitas beras tidak meleset dari analisa pemerintah, lantaran merujuk dari data Badan Pusat Statistik (BPS).

“Untuk Februari saja ada kurang lebih 1 juta hektare (lahan yang panen) kemudian akan panen, dan Maret itu 1,9 juta hektare, itu awal-awal panen raya,” pungkasnya. 

Baca Juga: Ditanya Presiden Soal Stok Beras dan Puncak Panen, Ini Jawaban Mentan
Tegaskan Stok Beras RI Aman, Kementan Pastikan Februari Panen Raya

Pada Maret hingga April 2023, berbagai daerah akan memasuki puncak panen. Menurut Syahrul, produksi beras pada puncak panen akan mencapai sedikitnya 5,9 juta ton.

“Rata-rata 5,9 (juta ton) dari data yang ada ya, yang selama ini kami jadikan rujukan. Walaupun dengan berbagai varietas yang kami pakai sekarang sudah lebih dari itu. Tetapi kami pakai yang terendah 5,9 (juta ton) data BPS,” tutupnya.