Bantu Petani Kecil, Uni Eropa Gelontorkan Dana Rp64 Miliar

Penulis: Rashif Usman, Editor: Dera - Rabu, 8 Februari 2023 | 18:30 WIB
Sariagri - Uni Eropa (UE) telah mengalokasikan empat juta Euro atau berkisar Rp64 miliar dalam bentuk hibah untuk pupuk, benih, dan pelatihan bagi petani yang paling rentan, sebagai respons terhadap krisis pertanian dan ketahanan pangan di Sri Lanka. Dana ini rencananya dilaksanakan oleh Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) di Sri Lanka.
Krisis ekonomi baru-baru ini sangat berdampak pada semua petani di negara ini, terutama petani kecil yang mengolah lahan hingga 0,5 hektare. Para petani ini sangat menderita karena gagal panen besar selama dua musim panen sebelumnya karena kurangnya pupuk dan input lainnya.
Hal ini menyebabkan berkurangnya pendapatan dan berdampak pada kemampuan petani untuk memenuhi kebutuhan pokok mereka, termasuk makanan.
"Saya sangat senang mengumumkan tindakan baru ini hari ini. Kami bekerja sama dengan FAO untuk membantu mengembalikan pertanian Sri Lanka ke jalur yang benar untuk mencegah kekurangan pangan dan meningkatkan pendapatan petani," ujar Duta Besar Uni Eropa, Denis Chaibi, dikutip dari The Island.
Denis mengatakan bahwa pihaknya bersama-sama kami akan memberikan input yang sangat penting seperti pupuk dan benih. Selain itu, ia juga akan melatih petani dan penyuluh tentang cara beralih ke praktik budidaya padi yang tidak terlalu intensif sumber daya.
"Saya berharap dukungan baru ini akan berkontribusi pada transisi yang terorganisir menuju sektor pertanian yang lebih berkelanjutan, tangguh, dan produktif di Sri Lanka," ucapnya.
Perwakilan FAO di Sri Lanka, Vimlendra Sharan menambahkan bahwa pihaknya menghargai bantuan dermawan dari Uni Eropa tersebut.
Baca Juga: Bantu Petani Kecil, Uni Eropa Gelontorkan Dana Rp64 MiliarPanen Padi Kabupaten Bekasi Meningkat 3 Persen, Sangga Jabar dan Jakarta
Ia mengatakan bahwa bantuan ini tidak hanya akan memberikan input penting untuk meningkatkan produksi tetapi juga mengurangi ketergantungan sektor pertanian pada pupuk kimia dengan meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk sambil meningkatkan hasil panen.
“Sebagai FAO, kami akan bekerja sama dengan Kementerian Pertanian dan Kementerian Irigasi untuk memastikan keberhasilan proyek ini yang akan menjadi alasan kuat untuk menerapkan praktik berkelanjutan di seluruh negeri," ucapnya.