Hasil Penelitian: Bio-cyclo Farming Mampu Atasi Sampah Domestik

Ilustrasi Sampah. (Sariagri/Pixabay)

Editor: Yoyok - Rabu, 18 Januari 2023 | 13:00 WIB

Sariagri - Penerapan bio-cyclo farming atau sistem pertanian organik terpadu terbukti mampu mengatasi permasalahan sampah rumah tangga sekaligus mendukung ketahanan pangan keluarga. Upaya pemberdayaan masyarakat dilakukan untuk menumbuhkan kesadaran dan merubah perilaku masyarakat agar mau mengelola sampah dari sumbernya, yaitu rumah tangga.

Hal itu disampaikan Adi Firmansyah, peneliti pada Pusat Kajian Resolusi Konflik (CARE), Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University di Bogor, Rabu (18/1/2023).

Adi mengungkapkan bahwa beberapa desa di Majalengka, Indramayu, dan Bekasi berhasil menerapkan bio-cyclo farming. “Bio-cyclo farming merupakan inovasi IPB University dalam mengurangi sampah domestik sekaligus mendukung ketahanan pangan keluarga,” katanya.

Adi mengungkapkan permasalahan sampah ini menjadi isu sensitif dan berpotensi menjadi sumber konflik di masyarakat. 

“Hasil penelitian kami menyebutkan bahwa proses pemberdayaan dengan inovasi bio-cyclo farming ternyata efektif menghasilkan berbagai perubahan, baik di tingkat individu maupun masyarakat,” jelasnya.

Menurutnya, perubahan pada tingkat individu adalah perubahan perilaku, termasuk pengetahuan, sikap dan keterampilan masyarakat dalam adopsi inovasi bio-cyclo farming. Perubahan di tingkat masyarakat adalah penggunaan berbagai praktik baru di masyarakat. Yaitu penerapan inovasi bio-cyclo farming di pekarangan dan pemanfaatan pekarangan untuk menghasilkan komoditi pangan.

“Kunci keberhasilan pemberdayaan tersebut terletak pada pendekatan dialog dan komunikasi konvergen yang melibatkan fasilitator pemberdaya, sehingga kondusif untuk menghasilkan transformasi sosial,” imbuhnya.

Adi menambahkan kerja sama dengan PT Pertamina EP mendiseminasikan inovasi itu telah diterapkan pada kelompok-kelompok tani mitra binaan Pertamina EP di Kabupaten Majalengka, Indramayu dan Bekasi. 

Adi, yang juga mahasiswa doktoral Program Studi Komunikasi Pembangunan, Fakultas Ekologi Manusia IPB University, mengatakan bio-cyclo farming atau dikenal sebagai sistem pertanian organik terpadu, adalah praktik pertanian yang memanfaatkan siklus biologis. Sistem ini mengintegrasikan dan memanfaatkan limbah sebagai input kegiatan pertanian.

Adi berharap inovasi pemberdayaan berbasis bio-cyclo farming ini dapat dilakukan di wilayah lainnya agar menjadi gerakan bersama atau collective action dalam pengelolaan sampah. Melalui pendekatan ini, dia optimis permasalahan sampah di Indonesia dapat diatasi.

Penelitian berjudul Transformasi Sosial Melalui Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Bio-Cyclo Farming dilakukannya mengingat bahwa sampah masih menjadi persoalan di Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun 2021, Indonesia menghasilkan 67,8 juta ton sampah pada tahun 2020.

“Jumlah ini diprediksi terus meningkat mencapai 70,8 juta ton pada tahun 2025, seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, perkembangan teknologi, dan perubahan gaya hidup masyarakat. Data hasil riset Sustainable Waste Indonesia (SWI) juga mengungkapkan sebanyak 24 persen sampah di Indonesia tidak terkelola dan penyumbang sampah terbesar ternyata dari aktivitas rumah tangga (sekitar 42,1 persen),” jelasnya.

Baca Juga: Hasil Penelitian: Bio-cyclo Farming Mampu Atasi Sampah Domestik
Warga Banyumas Ciptakan Disinfektan Organik dari Limbah Buah dan Sayur

Dalam penjelasannya, penelitian ini sudah dipublikasikan pada pada Jurnal Internasional Neuroquantology. Penelitian ini juga dipresentasikan pada 3rd International Conference on Sustainable Agriculture (The 3rd ICoSA) di Medan, akhir tahun lalu.

Menurutnya, penelitian ini merupakan hibah disertasi doktor yang didanai oleh Kementerian Pendidikan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek). Tim peneliti sekaligus komisi pembimbing yang juga terlibat dalam penelitian ini adalah Prof Sumardjo (Ketua), Dr Anna Fatchya, dan Dr Dwi Sadono.