Tradisi Nunes Nede, Penyambutan Petani pada Puncak Musim Hujan

Tradisi 'Nunes Nede' gawe Adat masyarakat Desa Kesik, Kecamatan Masbagik, Kabupaten Lombok Timur kembali di gelar di puncak musim hujan. (Sariagri/Yongki)

Editor: Tatang Adhiwidharta - Rabu, 21 Desember 2022 | 11:30 WIB

Sariagri - Tradisi 'Nunes Nede' gawe Adat masyarakat Desa Kesik, Kecamatan Masbagik, Kabupaten Lombok Timur kembali di gelar pada puncak musim penghujan Akhir tahun ini. Sejumlah warga bondong membawa sajian untuk memulai rangkaian tradisi Nunes Nede.

Nunas Nede merupakan ritual mencari ridho atau keberkahan. Prosesi adat yang dilakukan secara turun temurun ini untuk menyambut musim hujan setelah masyarakat Desa Kesik memperoleh hasil panen yang berlimpah pada musim tanam sebelumnya.

Acara awal dari rangkaian ritual Nunas Nede ini dimulai dari "Lingkoq Rumetak" (kolam mata air) sebagai lokasi untuk mengambil air. Dari tempat inilah masyarakat berbondong - bondong  menuju lokasi acara puncak, yang digelar di "Lingkok Tirta Ratu" dengan diringi lantunan musik tradisonal Lombok.

"Lingkok Tirta Ratu" ini  merupakan tempat dibangunnya destinasi wisata waterpark dan akan menjadi ikon baru Desa Kesik yang saat ini masih dalam proses pengerjaan.

Acara tersebut dirangkai dengan berbagai ritual yang dipimpin oleh pemangku adat setempat dengan membawa berbagai sesaji dengan memanjatkan doa kepada Allah SWT, yang diikuti oleh seluruh lapisan masyarakat desa.

Ritual adat "Nunas Nede" ini ialah beberapa wanita dengan memakai lambung dan laki-laki menggunakan pakain adat mengelilingi area persawahan dengan membawa nampan berisi makanan ditutupi tembolak (tedung saji - red)  yang ditaruh di atas kepala mereka. Sementara bagi laki-laki membawa beragam hasil pertanian yang begitu subur di Desa Kesik.

Kepala Desa Kesik, M.Kadri saat dikonfirmasi tentang acara ini mengatakan acara ini merupakan bentuk permohonan ridho dan berkah kepada Allah SWT dan untuk menyambut musim tanam selanjutnya. Ia mengajak semua elemen masyarakat bagga atas anugerah yang Allah SWT berikan selama ini, baik rizki, keselamatan dan sebagainya.

Desa Kesik, sambung M. Kadri, syarat akan budaya yang dibuktikan dengan berbagai macam bentuk kesenian dan adanya beberapa sanggar budaya serta beberapa hasil karya seni masyarakat.

"Salah satunya karya seni yang dijaga yakni Jaran jorong atau kuda-kudaan yang dibuat langsung di sini dan berbagai macam alat - alat musik tradisional lainnya," ungkapnya.

Disebutkan bahwa mata air yang ada di Desa Kesik sangat bermanfaat bagi masyarakat setempat. Inilah yang membuat Pemdes untuk terus menjaga dan melestarikannya untuk anak cucu di kemudian hari.

Dinamakan Tirta Ratu merupakan pelesetan dari Lingkong Ratu. Dimana di lokasi ini terdapat sebuah Lingkok dan Jejak salah seorang Ratu berupa telapak kaki di sebuah batu di Lingkok tersebut. Itulah sebabnya, waterpark yang tengah dibangun ini dinamakan Tirta Ratu di atas tanah 1 hektar 500 are yang tengah dalam pengerjaan.

Terdapat beberapa sarana dan prasarana, kolam dewasa dan anak-anak yang berstandar nasional. Sehingga ke depan dapat dimanfaatkan untuk event-event. Dilengkapi pula dengan perpustakaan, cafe dan sejumlah sarana pendukung lainnya.

Bupati Lotim, Drs. H. M. Sukiman Azmy, MM mengapresiasi persatuan masyarakat dalam merawat budaya masyarakat. Semua ini atas keberhasilan dan keuletan Pemdes Kesik yang terus membangun silaturrahim kepada masyarakatnya.

Bupati meyakini beberapa tahun ke depan, lokasi ini sudah ada kemajuan sehingga sudah dapat menghasilkan PADes yang nantinya dapat dinikmati oleh masyarakat. Pihaknya berharap acara ini dapat memberi sumbangsih kepada masyarakat Desa Kesik. Baik berupa asobah maupun perbaikan jalan yang ada di Desa Kesik.

"Maka dari itu, atas ritual "Nunas Nede" ini, kami berharap adanya berkah, ridho, rezeki untuk pemerintah dan masyarakat khususnya di Desa Kesik," tutupnya.