Deru Sumberwuluh yang Sangat Subur Terdampak Erupsi Semeru

Editor: Tatang Adhiwidharta - Selasa, 6 Desember 2022 | 10:00 WIB
Sariagri - Dusun Kajar Kuning, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, sebelumnya banyak digambarkan seperti lukisan abadi.
Wilayah ini, bak gambaran anak-anak dengan hamparan sawah luas menghijau penuh tanaman padi, sungai dan jalan desa meliuk di sela-selanya, serta sebuah gunung gagah sebagai latar terlihat di kejauhan.
“Persis seperti gambar yang ada dalam benak anak Indonesia saat mereka diminta menggambar desa di Indonesia. Ya, itulah gambaran sebenarnya Dusun Kajar Kuning. Dusun yang mendapatkan namanya dari bunga Kajar,” ungkap Muhammad Ngatiran, warga Desa Sumberwuluh kepada Sariagri.
Ngatiran menambahkan bunga tabur wangi berwarna kuning banyak tumbuh di dusun Kajar Kuning. Keindahan pemandangan dusun ini diapit dua gunung, Semeru di sisi barat, dan gunung Sawur di sebelah timur dusun.
“Di sinilah saya dilahirkan. Indah banget pemandangannya. Namun kini sudah berubah, pemandangan indah itu hilang sudah. semenjak terkena dampak erupsi semeru tahun 2021 lalu, diperparah dengan erupsi lagi 4 desember 2022 kemarin,” terangnya.
Ia memaparkan sebagian besar profesi warga Dusun Kajar Kuning mayoritas petani dan penambang pasir. Mereka berdiam di rumah-rumah yang berdiri di sela-sela persawahan.
“Dusun ini juga dekat dengan bantaran sungai yang membawa kualitas pasir bermutu bagus. Selain petani padi, penambang pasir, dan peternak, warga dusun juga bertanam tomat, kubis, singkong, tebu, dan jenis tanaman lainnya, karena lahan dusun yang subur,” kata dia seraya menunjuk lokasi yang dimaksud.
Kehidupan warganya yang guyub dan rukun masih kental di dusun yang dihuni 80 kepala keluarga ini. Gotong royong, saling membantu dan meringankan beban warga dusun yang membutuhkan masih menjadi budaya yang terjaga di Kajar Kuning.
Persis seperti pemandangan dalam gambar, itulah pula yang ada di Kajar Kuning. Udara dingin dan sejuk di pagi hari, gagahnya gunung Sawur dan Semeru dalam siraman sinar matahari di pagi hari.
“Pesona tak kalah indahnya terpeta di senja saat matahari perlahan tergelincir di punggung Semeru. Selepas Isya, lantunan salawat samar-samar terdengar dari rumah warga yang mendapat giliran mengadakan salawatan,” ujarnya sambil mengenal masjid yang terpapar abu vulkanis dan diterjang awan panas guguran semeru.
Sementara itu, Bupati Lumajang, Thoriqul Haq mengatakan selain bekerja sebagai penambang pasir, warga Dusun kajar kuning juga menggantungkan hidup dari pendapatan sebagai petani.
“Hasil pertanian di dusun ini antara lain Padi, jagung, kacang tanah, ketela, cengkeh, kopi, kelapa dan tebu,” sebut Thotiqul Haq, saat ditemui di posko pengungsian Desa Penanggal.
Saat ini, imbuh Gus Thoriq panggilan akrab Bupati Lumajang, kondisi Dusun Kajar Kuning masih tertutup material debu awan panas guguran hingga 3 meter. Beberapa rumah warga juga terkubur, bahkan dua jembatan di Dusun Kajar Kuning yang beberapa waktu lalu diresmikan juga ikut tertimbun material APG.
“Sebagian besar warga telah mengungsi di sejumlah lokasi, antara lain Balai Desa Supiturang, Balai Desa Oro-oro Ombo, Balai Desa Penanggal, Balai Desa Tumpeng, dan SMP Pronojiwo. Walau Dusun Kajar Kuning terdampak, beberapa warga masih ada yang berupaya menyelamatkan hewan ternaknya,” ujarnya.
Bupati Lumajang menyebutkan Desa Sumberwuluh memiliki lahan pertanian berupa sawah hingga lahan perkebunan.
“Desa Sumberwuluh memiliki lahan yang sangat subur sehingga menghasilkan panen padi yang sangat melimpah, demikian juga dengan hasil palawijanya serta petani cengkeh dan kopinya, mereka cukup dikenal sangat ulet dan handal dalam mengelola tanaman cengkeh dan kopi sehingga menghasilkan panen cengkeh dan kopi berkualitas tinggi, tak heran kehidupan para petani cengkeh dan kopi begitu sejahtera,” terangnya.
Gus Thoriq menambahkan Desa Sumberwuluh juga memiliki banyak UMKM yang menjadi sumber penghasilan masyarakatnya, mulai dari usaha daur ulang popok, pembuatan kripik singkong, pengrajin gula kelapa, pengrajin pengolahan bambu, usaha meubel, dan banyak UMKM lainnya.
“Luas lahan yang diperuntukkan untuk Pertanian Desa Sumberwuluh adalah 201,90 hektare. Sedangkan luas lahan untuk ladang tegalan dan perkebunan adalah 689,40 hektare. Karena subuh produksi padi per hektare untuk sekali panen bisa menghasilkan 4,5 ton. Selain itu Tanaman jenis palawija juga cocok ditanam di sini,” imbuhnya.
Baca Juga: Deru Sumberwuluh yang Sangat Subur Terdampak Erupsi SemeruMelimpah, Produk Pertanian dan Perkebunan Papua Barat Terganjal Pemasaran
Data Dinas Pertanian Kabupaten Lumajang, tanaman yang ada di wilayah Desa Sumberwuluh antara lain Cabe merah, kacang tanah, kacang panjang, jagung, ubi kayu, ubi jalar, serta tanaman buah seperti salak pondo dan pisang.
”Untuk tanaman perkebunan, selain cengkeh dan kopi, terdapat pula tanaman tebu yang menjadi andalan sebagai penyumbang produk domestik desa. Namun setelah dilanda material vulkanis gunung semeru, berupa hujan abu dan APG, kita belum bisa menghitung total luas lahan yang terdampak langsung maupun yang tidak langsung,” tandasnya.