Rusia Sumbang 260 Ribu Ton Pupuk untuk Petani di Afrika

Ilustrasi kegiatan ekspor - impor (Pxhere)

Editor: Dera - Kamis, 1 Desember 2022 | 19:30 WIB

Sariagri - Rusia menyumbangkan 260.000 ton pupuk yang diproduksinya yang disimpan di pelabuhan dan gudang Eropa. Pupuk tersebut disumbangkan untuk para petani di Afrika. 

“Pupuk ini akan meringankan kebutuhan kemanusiaan dan mencegah bencana kehilangan panen di Afrika, di mana saat ini sedang musim tanam,” kata juru bicara PBB Stephane Dujarric.

Mengutip VOA, Stephen Dujarric mengatakan bahwa sebuah kapal yang disewa oleh Program Pangan Dunia (WFP) meninggalkan Belanda membawa 20.000 ton pupuk yang ditujukan ke Malawi. 

Dujarric mengatakan pengiriman pupuk dari Belanda akan memakan waktu sekitar satu bulan untuk mencapai Beira, Mozambik. Kemudian pupuk akan diangkut melalui darat ke Malawi, yang merupakan negara yang terkurung daratan.

“Ini akan menjadi yang pertama dari serangkaian pengiriman pupuk yang ditujukan ke sejumlah negara lain di benua Afrika dalam beberapa bulan mendatang,” tambah Dujarric.

Krisis Pupuk yang Terus Melanda

Sejak invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari, harga pupuk dunia yang sudah melambung karena pandemi COVID-19, melonjak lebih jauh. Harga pupuk naik dikarenakan kuota yang diberlakukan Rusia pada ekspor pupuknya dengan alasan memenuhi kebutuhan petani dalam negeri. 

PBB mengatakan harga pupuk meningkat secara mengejutkan sebesar 250 persen sejak sebelum pandemi pada 2019. Rusia adalah pengekspor pupuk global teratas. 

Gangguan, kelangkaan, dan kenaikan harga membuat pupuk tidak terjangkau bagi beberapa petani kecil. Hal ini menurunkan panen yang berpotensi menyebabkan kekurangan pangan.

Baca Juga: Rusia Sumbang 260 Ribu Ton Pupuk untuk Petani di Afrika
Gantikan Cina, Negara Ini Jadi Eksportir Pupuk Terbesar untuk India

Kepala ekonom WFP Arif Husain mengatakan bahwa negara maju dan berkembang bergantung pada pupuk untuk setengah dari produksi pangan. Saat ini diperkirakan dunia kehilangan makanan sekitar 66 juta ton akibatnya krisis pupuk. 

“Saya berbicara tentang tanaman pangan seperti gandum, jagung, beras. Sekarang, 66 juta ton makanan cukup untuk memberi makan 3,6 miliar orang selama satu bulan,” tandasnya.