Diduga Tercemar Limbah Pabrik Baja, Puluhan Hektare Sawah Petani Mati

Lahan Pertanian tercemar limbah dari pabrik baja. (Sariagri/Arief L)

Editor: Tatang Adhiwidharta - Minggu, 20 November 2022 | 13:00 WIB

Diduga tercemar limbah pabrik baja PT Brondong Inti Putra (BIP), puluhan hektar sawah milik petani di Desa Brengkok, Kecamatan Brondong, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, rusak dan mati.

Salah seorang petani setempat, Siskan mengatakan tanaman padi seluas 1 hektar miliknya ini semula hijau dan dalam kondisi baik. Namun diduga tercemar limbah cair, berubah menjadi kering kecokelatan dan akhirnya mati.

“Sejauh ini saya dan petani lain masih menduga, tapi yang jelas lahan sawah kami tercemar. Dari warnanya pun nampak bahwa ini benar-benar pencemaran.semua padi yang ditanam para petani pun mati. Persemaian benih padi di sisi sebelah sana juga ikut terdampak dan mati,” keluh Siskan kepada Sariagri.

Selain masuk ke sawah, imbuhnya, limbah cair berwarna pekat kecoklatan ini, juga masuk ke waduk, hingga petani enggan menggunakan air dari waduk tersebut. Limbah cair yang mencemari lahan pertanian dan waduk ini, diduga berasal dari pabrik baja, yang lokasinya tidak jauh dari sawah petani.

“Limbah cair ini diduga keluar dari pipa pabrik yang disalurkan ke saluran irigasi pertanian, limbah cair tersebut mengalir dari saluran irigasi, hingga merusak sawah serta waduk yang digunakan petani untuk mengaliri lahan pertanian yang luasnya puluhan hektar,” bebernya.

Siskan menyebutkan lahan padi yang diduga tercemar limbah, sudah berlangsung lima hari ini. Akibatnya para petani terancam mengalami gagal panen dan merugi. Kerugian ditaksir mencapai puluhan juta per hektarnya.

Selain merusak puluhan hektar sawah, limbah cair tersebut mencemari waduk, sehingga habitat terancam rusak. Tanaman air di sekitar waduk mati, demikian ikan juga banyak yang mati.

Baca Juga: Diduga Tercemar Limbah Pabrik Baja, Puluhan Hektare Sawah Petani Mati
Mendadak Keruh, Sungai di Wilayah Ini Tercemar hingga Ikan dan Tanaman Petani Mati



“Habitat waduk juga terdampak pencemaran dan paling kentara sekali yaitu ikan banyak banyak yang mati,” ujar Siskan.



Sementara itu, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Lamongan  mengaku sudah mengambil sampel,  usai mendapatkan pengaduan dari petani terdampak. Saat ini hasil uji lab belum keluar, menunggu hingga tujuh hari ke depan.

“Jadi limbah cair yang dihasilkan PT Brondong Inti Putra (BIP) terjadi dari proses pencucian bahan baku yakni berupa karat baja. Limbah karat itulah yang diduga mengalir ke lingkungan sekitar. Akhirnya terjadi dugaan pencemaran. Kini kita masih menunggu hasil uji lab untuk membuktikan kandungan berbahaya dari limbah tersebut sehingga diduga menjadi penyebab matinya tanaman padi yang ada di lahan sekitar pabrik,” terang Malius Agus Nagara, Kabid Penataan dan Peningkatan kapasitas pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Lamongan.

Limbah cair pabrik baja yang mencemari karena proses penjernihan limbah yang tidak maksimal. Sehingga saat musim hujan, karat dari pencucian baja, meluber mencemari tanaman padi milik warga.

“Dari hasil pemantauan dan wawancara yang kami lakukan di lapangan, adanya pengolahan air limbah pabrik baja yang belum maksimal.  Sehingga saat terjadi hujan, limbah meluap terbawa hujan kemudian mengenai lahan pertanian,” tutupnya.